Dr Yahya Yopie Waloni STH MTH, Mantan Pendeta : Dapat Hidayah Lewat Mimpi

Simak Pembahasannya

di http://gallery.swaramuslim.net/details.php?image_id=250

Simak buku “Kebenaran Islam Menurut Mantan PendetaKalau hidayah Allah sudah datang, tidak ada sesuatu yang mustahil. Hal inilah yang dialami Yahya Yopie. Meski dia adalah mantan pendeta, tetapi bersama keluarga besarnya dia menyatakan memilih Islam. Apa yang membuat dia tertariki masuk Islam? Berikut liputannya

WARGA di kota Tolitoli di pengujung bulan Ramadan 1427 Hijriah belum lama ini, dihebohkan dengan salah seorang pendeta bersama seluruh keluarganya memeluk Islam. Di mana-mana santer dibicarakan soal Pendeta Yahya Yopie Waloni dan keluarganya masuk Islam. Hari itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa. ( True Story : simak pengakuannya )

Di salah satu rumah kos, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di tempat inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya, Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.

MANTAN PENDETA
Mohammad Yahya sebelum memeluk Islam, pernah menjabat ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan. Di sana ia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006.

Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006. Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada yang menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden, dan kursi.

Mereka bersimpati karena Yahya sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga, barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Penataan interior rumah kos Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi Ayat Kursi yang dibingkai dengan warna keemasan. Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya. Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran.

“Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp 2,5 juta,” rinci Yahya.
Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa. Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani.
“Hanya lima menit saya diajarkan, saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal,” ujar Yahya.

KETEMU PENJUAL IKAN
Pak Yahya, begitu sapaan akrabnya, sosok pria yang lahir dari kalangan terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Sekarang menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal.

“Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal,” tukasnya. Lantaran kenakalannya itulah, mungkin, beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya.

“Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika,” katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu. Sebelum menyatakan dirinya masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli. Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

“Kepada saya, si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya,” cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam. Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah.

“Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya,” cerita Yahya.

MIMPI ANEH
Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari Dusun Doyan, Desa Sandana (salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana (sekarang Mutmainnah, red) tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya.
“Malah saya dianggap sudah gila,” katanya.

Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita. Ia antara sadar dengan tidak mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. “Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil. Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Lusiana.

“Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya,” tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah.

“Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak,” tandasnya. Alhamdulillah, sekarang kita semua bias bersatu dan seiman. (tabloidnurani)

Simak Pembahasannya

Perayaan NATAL 25 Desember antara Dogma dan Toleransi

Masih ingat dengan Hj. Irene Handono ? Seorang mualaf mantan Biarawati yang Mendapat Hidayah di Biara dimana beliau juga mengaku sangat bersyukur sebagai mantan KAFIR dan sekarang sebagai Ustadzah serta mengisi kesibukannya menghadiri berbagai undangan dalam kajian Kristology dan berbagi pengalaman perjalanan beliau mendapat hidayah Islam.

Belakanghan beliau melakukan gebrakan dengan membeberkan 16 hal Utama Strategi Pemurtadan dan membuka lebar lebar mata umat Islam atas bahaya Pemurtadan dan tentunya membuat banyak pihak yang kebakaran jenggot. Bukan itu saja beliau juga membuat situs http://www.irena-center.org dan beberapa buku al :
1. Islam Dihujat ( menjawab buku Islamic Invasion)
2. Perayaan NATAL 25 Desember antara Dogma dan Toleransi
3. Mempertanyakan kebangkitan Isa Almasih

image

image

ASAL USUL NATAL BUKANLAH MISTERI

Sebagian besar umat Islam sekarang ini mungkin sudah banyak yang tahu bahwa ajaran kristiani hampir seluruhnya diadopsi dan berasal dari ajaran PAGAN. Untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel artikel sbb :

  1. Peringatan hari lahirnya Dewa Matahari menjadi Natal
  2. Herbert Amstrong : THE PLAIN TRUTH ABOUT CHRISTMAS
  3. Dan Brown : THE DA VINCI CODE
  4. Dan Brown : Dan Brown : Malaikat dan Iblis (Angels and Demons)
    Silahkan anda buka buka didalamnya ada situs yang membongkar isi dari VATIKAN yang penuh dengan ajaran Paganisme yg berasal dari Penyembahan Dewa MatarahariBELIEVE IT OR NOT
  5. Keterkaitan Paganisme Penyembahan Dewa Matahari dengan Vatikan
  6. Cek yang lainnya di Forum.swaramuslim.net

Demikianlah dapat kita simpulkan. Legenda – legenda Seputar Natal telah membuka mata kita lebar-lebar, Christmas Tree, Christmas Stockings, Sinterklas, Mistletoe, Candle Cane, Telur Paskah dan berbagai atribut lainnya termasuk doktrin inti ajaran TRINITAS dalam dalam ajaran kristian adalah berasal dari PAGAN yang semuanya bermuara pada penyembahan kepada Dewa Matahari.
imageimageimage

Silahkan mendengarkan ceramah beliau dibawah ini :

Sumbangan dari www.pakdenono.com
image

Pandangan Aliran Jemaat Al-Masehi terhadap Ketuhanan Kristus dan Trinitas

Pandangan Aliran Jemaat Al-Masehi terhadap Ketuhanan Kristus dan Trinitas

Dikirim oleh: Romadi (Al-Islah)

//

Ketuhanan Kristus

(Edisi 20 19951203-19991108)   Karangan yang amat penting ini memeriksa pandangan alkitabiah tentang ketuhanan Kristus. Karya ini memeriksa dan membincangkan berbagai pandangan dari Unitarianisme Radikal ke Teologi Proses Trinitarian. Pra-kewujudan Kristus dibuktikan dari Kitab Suci. Karangan Tentang Keabadian (No. 165) melengkapi karya ini.     
Ketuhanan Kristus

Kertas ini berbicara tentang soal Ketuhanan Kristus sebagaimana yang dibangkitkan dalam karangan Kongres Kependetaan Antarabangsa dari Jemaat Tuhan (Hari Ketujuh) 5 hingga 10 Disember 1994, yang diterbitkan dalam Bible Advocate Februari 1995.   Perkara ini amat penting sekali kerana ia membayangkan satu perubahan dalam arah tujuan di kalangan para pendeta dari salah satu Jemaat-jemaat Tuhan dari pendirian Unitarian tradisional kepada pendirian yang secara efektifnya mengesahkan struktur Trinitarian seperti yang ditetapkan dari Sidang Chalcedon. Pendirian ini dinyatakan dalam apa yang disalahkenal sebagai Syahadat Nicene atau Syahadat Sidang Nicea, sedangkan ia bukan itu. Perkembangan ini penting kerana Jemaat Tuhan telahpun menjadi Unitarian selama kira-kira sembilan belas abad.   Istilah-istilah untuk rujukan: Alkitab dianggap sebagai sumber bukti yang pasti dalam hal ini. Di sini kita pentingkan apa yang betul dan masuk akal dari segi alkitabiah.   Persoalan utamanya adalah: Adakah Kristus memiliki sifat ilahi dan, jika ya, bagaimana dia bersifat begitu?   Jawapan pertama yang mungkin adalah bahawa Kristus bukan ilahi dan dari segi sifat dasarnya dia hanya seorang manusia. Kemungkinan pertama ini terbahagi kepada dua bahagian.   1. Usul pertama adalah bahawa dia hanyalah seorang manusia tanpa kewujudan sebelumnya. Usul ini adalah usul yang mungkin boleh ditentukan sebagai Unitarianisme Radikal. Ini menegaskan kedudukan Allah Maha Esa hingga ia bukan saja menyangkal keilahian pra-kebangkitan yang disifatkan kepada Kristus tetapi juga sebarang kedudukan pra-penjelmaan. Maka Kristus tidak mengorbankan apa-apa selain kewujudan duniawinya untuk teman-teman manusianya.   Bukti alkitabiah bertentangan dengan usul 1. Yohanes 1:1 menetapkan usul dua makhluk ilahi dari segi pembezaan nominatif akusatif antara Allah dengan menggunakan kasus akusatif dan artikel definit berhubungan Bapa saja dan kasus nominatif dan tiada artikel untuk theos berhubungan logos yang disamakan di sini dengan Mesias. Penggunaan kasus akusatif dan artikel definit ini adalah tetap di seluruh Alkitab. Ia digunakan hanya untuk Bapa. Ini dicatatkan oleh Komentar Heydock kepada teks 1Yohanes 5:20 (versi Douay-Rheims tahun 1851 yang cuba menyifatkan artikel itu kepada Kristus pada 1Yohanes 5:20) dan dari Latin Vulgate.   Yohanes 1:2-3 menegaskan pra-kewujudannya sebagai makhluk ghaib. Peranannya dalam penciptaan dinyatakan dari Yohanes 1:10. Dia datang untuk memberi kesaksian kepada Terang itu namun dia bukanlah Terang itu tetapi telah diutus untuk memberi kesaksian tentang Terang itu yang merupakan Terang sejati. Terang sejati ini yang menerangi setiap umat manusia akan datang ke dunia (Yohanes 1:8 Oxford Annotated RSV). Terang sejati itu adalah kuasa Tuhan yang kita kenali sebagai Roh Kudus. Semua yang menerima Kristus, yang percaya pada namanya, diberinya kuasa untuk menjadi anak-anak Tuhan (Yohanes 1:11). Dia menjadi manusia dan tinggal di antara kita, penuh kasih karunia dan kebenaran; kita telah melihat kemuliaannya sebagai kemuliaan seorang yang satu-satunya lahir (monogenous para patros) dari seorang bapa (Yohanes 1:14 Teks Utama Marshall ’s Interlinear).   Allah tiada seorangpun pernah melihatnya. Satu-satunya tuhan (theos) yang dilahirkan yang berada dalam pangkuan Bapa [?dia] telah menyatakan (Yohanes 1:18 Teks Utama Marshall ’s Interlinear).   Tuhan telah membawa prototokos ke dunia (Ibrani 1:6). Elohim ini telah diurapi dengan minyak tanda kesukaan melebihi teman-teman sekutunya (Mazmur 45:6-7; Ibrani 1:8-9). Makhluk ini adalah prototokos, atau yang sulung, dari segala ciptaan Tuhan (Kolose 1:15). Oleh itu dia adalah permulaan dari ciptaan Tuhan (Wahyu 3:14). Tuhan (atau kurios) ini adalah suara Tuhan dalam padang gurun sewaktu Keluaran (Kisah 7:33).   Oleh sebab itu, ianya tidak boleh dipertikaikan lagi bahawa Alkitab menegaskan kewujudan ghaib Kristus sebelum penjelmaan manusianya. Maka Usul 1 ditolak.   2. Usul kedua adalah bahawa Kristus wujud sebagai makhluk pra-penjelmaan. Dari ayat-ayat yang menolak usul 1, usul 2 dipastikan.   Maka Kristus mempunyai kewujudan pra-penjelmaan.   2.1 Adakah Kristus satu-satunya anak Tuhan?   Alkitab cukup jelas bahawa Kristus bukanlah satu-satunya anak Tuhan. Apabila bumi mula dibentuk anak-anak Tuhan telah berkumpul dan semua Bintang Fajar atau Pembawa Terang bernyanyi bersama-sama dan semua anak-anak Tuhan bersorak sukacita (Ayub 38:4-7).   2.2 Adakah Kristus satu-satunya yang diberikan kuasa atas dunia?   Jawapan jelasnya adalah tidak. Semua bangsa diberikan pusaka mereka oleh Sang Mahatinggi menurut bilangan anak-anak Tuhan (Ulangan 32:8, lihat Oxford Annotated RSV; MT telah diubah sesudah zaman Kristus dan sebab itu begitulah terjemahan dalam KJV; lihat LXX aggelon theou; dan Skrol-skrol Laut Mati (DSS, Dead Sea Scrolls), Beny Eliym).   Bagian Yehovah adalah Israel . Yakub adalah pusaka bagiannya (Ulangan 32:9). Yehovah di sini telah diberikan bagiannya oleh Sang Mahatinggi. Maka gelaran Yehovah juga dipakai oleh Tuhan subordinat (bawahan).   2.3 Adakah semua anak-anak Tuhan itu dapat menghampiri takhta Tuhan?   Jawapannya adalah ya. Anak-anak Tuhan menghadirkan diri mereka di hadapan Tuhan dengan tetap (Ayub 1:6; 2:1). Ini termasuk Iblis yang juga adalah seorang anak Tuhan (Ayub 2:1) dan theos atau tuhan dunia ini (2 Korintus 4:4).   2:4 Adakah semua anak-anak itu setia?   Jawapannya tidak. Anak-anak Tuhant telah meninggalkan kedudukan-kedudukan mereka yang diberikan kepada mereka dan kerana itu menghadapi penghakiman (Yudas 6; Kejadian 6:4). Iblis telah mengambil satu pertiga dari anak-anak Tuhan dan memberontak terhadap Allah Mahatinggi (Wahyu 12:3-6).   3. Adakah Kristus mempunyai sifat tuhan dan, jika ya, bagaimana? 3.1 Kristus dipercayai mempunyai sifat Tuhan melalui Roh Kudus. Maka dia dalam rupa Tuhan. Dia tidak cuba mencapai kesetaraan dengan Tuhan (Filipi 2:6, Marshall ’s Interlinear RSV dan seterusnya, bukan KJV). Dia telah mengosongkan dirinya dan mengambil rupa seorang hamba dan dilahirkan sama seperti manusia. Dan dalam rupa manusia dia merendahkan dirinya dan taat sampai mati, malah mati atas stauros, pancang yang dipanggil salib (Filipi 2:7-8). Begitu juga, umat pilihan sama-sama berkongsi dalam sifat atau kodrat ilahi ini (2Petrus 1:4).   Jadi kita lihat bahawa sebagaimana anak-anak mengambil bagian dari daging dan darah, dia juga mengambil bagian dalam sifat yang sama, supaya melalui kematian dia dapat memusnahkan Iblis yang mempunyai kuasa maut.   Oleh itu dia perlu dijadikan sama seperti saudara-saudaranya, dalam segala hal (Ibrani 2:17 RSV), agar dia menjadi Imam Besar yang berbelas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Kerana dia juga telah menderita dan dicuba, dia dapat membantu mereka yang dicuba (lihat Ibrani 2:10, 11, 14-18). Maka Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, namun sama seperti kita telah dicuba dalam segala hal, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15).   Oleh kerana itu, bila menjelma sebagai manusia, Kristus sama seperti manusia dalam segala hal. Bagaimanapun, Kristus tetap dipenuhi ketuhanan (theotetos) iaitu intisari Tuhan (Kolose 2:9) kerana kualiti berbeza dari sifat (lihat Kamus The New Thayers Greek-English Lexicon dan di bawah). Keilahian atau kodrat ilahi ini juga tersedia untuk umat manusia supaya kita boleh memiliki sifat Tuhan (Kolose 2:10).   Maka kita mensahkan sifat tuhan Kristus.   3.2 Adakah sifat tuhan yang dikongsi bersama Kristus sebagai seorang manusia berbeza dari yang lain?   Jawapannya adalah tidak. Dia dijadikan sama seperti kita dalam segala hal (Ibrani 2:17 RSV) supaya kita menjadi waris-waris bersama dengannya (Roma 8:17; Galatia 3:29; Titus 3:7; Ibrani 1:14; Ibrani 6:17; 11:9; Yakobus 2:5; 1 Petrus 3:7).   3.3 Adakah kenyataan bahawa Kristus memiliki sifat atau kodrat ilahi (divine nature) bererti benda yang sama seperti memiliki ketuhanan (deity)?   Nampaknya jawapannya adalah tidak. Thayer mengatakan bahawa ketuhanan (theot) berlainan dari sifat tuhan (theiot) kerana intisari berlainan dari kualiti atau sifat (Thayers, halaman 288). Kepenuhan Ketuhanan berdiam secara jasmaniah dalam Kristus (Kolose 2:9). Maka ayat ini sepatutnya ditulis ketuhanan atau keadaan menjadi Tuhan. Maka ertinya adalah kepenuhan intisari Tuhan berdiam secara jasmaniah dalam Kristus. Kepenuhan atau intisari inilah yang diberikan kepada kita agar semua umat manusia dapat mengenakan sifat Tuhan yang baru (Kolose 3:10). Mereka bukan Yahudi dan bukan Yunani namun semuanya milik Kristus kerana dia ada dalam semuanya (Kolose 3:11). Dia menguatkan orang-orang melalui kuasa Roh Kudus, demi untuk menjadikan Tuhan semua dalam semua pada akhirnya (1Korintus 15:28 KJV; lihat juga Marshall’s Interlinear RSV; tidak seperti dalam NIV).   4. Adakah seorang atau dua Allah? Ini mungkin pertanyaan yang salah. Alkitab jelas bahawa Allah Maha Esa hanya seorang saja (Yohanes 17:3; 1 Yohanes 5:20) dan bahawa Dia seorang saja yang abadi (1 Timotius 6:16). Yohanes 17:3 juga menyatakan bahawa Yesus Kristus adalah anaknya. Maka Kristus berbeza dari Allah Maha Esa yang satu-satunya abadi.   Oleh itu Alkitab mensahkan Ketunggalan Tuhan dan bahawa Allah Maha Esa adalah Bapa. Bapa ini dinamakan sebagai Eloah dari Perjanjian Lama (Amsal 30:4-5). Dia juga dipanggil Allah Mahatinggi (Kejadian 14:18; Bilangan 24:16; Ulangan 32:8; Markus 5:7). Dia berbeza daripada Kristus sebagai anak.   Ulangan 6:4 berkata Shema Yishrael Jehovah Elohenu Jehovah Ehad. Ianya diandaikan, hanya oleh umat Kristian, bahawa teks ini, yang maknanya Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa merujuk kepada dua makhluk dan bahawa Elohenu merupakan terbitan dari perkataan plural Elohim. Elohim sendirinya adalah terbitan plural dari Eloah yang singular. Istilah Elohenu di sini adalah singular dan berhubungan hanya kepada Allah Mahatinggi, Eloah, iaitu Allah Bapa (lihat Amsal 30:4-5).   Tuntutan-tuntutan Trinitarian untuk teks ini tidak mempunyai dasar. Pembagian istilah Yehovah mempunyai dua penerapan seperti yang akan kita lihat kemudian. Komentar-komentar Soncino berkata tentang teks ini:   TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa. TUHAN, yang sekarang adalah Allah kita dan bukan bangsa-bangsa lain, satu masa nanti akan diakui sebagai satu-satunya Allah [Rashi]. Esa menandakan ‘Dia seorang’ adalah TUHAN [Ibn Ezra]. Teks itu mempunyai Allah kita kerana Dia melakukan keajaiban-keajaibanNya dengan Musa [Nachmanides]. Huruf-huruf akhir ayin dan daleth dalam perkataan Ibrani untuk dengar dan Esa ditulis dengan besar untuk menumpukan perhatian pada idea yang terkandung di dalamnya [Sforno].   Segala keajaiban yang dilaksanakan dengan Musa telah dilakukan oleh Malaikat Hadirat di bawah perintah Tuhan. Tiada seorangpun termasuk Musa pernah melihat Tuhan atau mendengar suaraNya (lihat Malaikat YHVH (No. 24) CCG, 1994). Penggunaan nama Yehovah adalah dengan delegasi. Terdapat dua bentuk Yehovah. Bentuk-bentuknya adalah SHD 3068 Jehovah (Yehovah) dan SHD 3069 Jehovih (Yehovih). Yehovah merupakan nama nasional Yahudi untuk Tuhan dan dituliskan sebagai TUHAN (the Lord). SHD 3069 digunakan selepas SHD 136 Adonai dan disebut oleh orang Yahudi sebagai Elohim demi untuk menghalang pengulangan bunyi yang sama seperti 3068 yang ditulis sebagai Adonai. Nama yang ditulis sebagai elohim ini adalah nama untuk Tuhan. Maka Adonai Yehovah adalah makhluk bawahan dan Tuhan nasional Israel. Yehovih Elohim adalah Allah dan Allah kepada Adonai Yehovah. Ini adalah pengertian Mazmur 45:6-7 dan Ibrani 1:8-9. Yehovah muncul kepada para nabi dan menyampaikan perintah-perintah dari Yehovih Elohim atau Yehovah Elohim. Mesias berdiri dalam nama Yehovah Elohim (Mikha 5:4). Ini adalah Tuhan Allah, Allah atau Allah Semesta Alam (Amos 3:13; 4:13; 5:14; dan seterusnya). TUHAN Semesta Alam telah mengutus Yehovah kepada semua bangsa. Ini jelas dari Zakharia 2:8-9.   Zakharia 2:8-9  Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu–sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya–: 9 “Sesungguhnya Aku akan menggerakkan tangan-Ku terhadap mereka, dan mereka akan menjadi jarahan bagi orang-orang yang tadinya takluk kepada mereka. Maka kamu akan mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku.   Ianya jelas di sini bahawa Yehovah berbeza dari TUHAN semesta alam. Maka Yehovah Israel bertindak mengikut perintah Tuhan yang lebih tinggi.   Entiti di sini yang merupakan elohim Israel dijelaskan kemudiannya dalam Zakharia sebagai Malaikat Yehovah yang mengepalai keluarga Daud. Keluarga ini juga akan menjadi seperti Elohim.   Zakharia 12:8 Pada waktu itu TUHAN akan melindungi penduduk Yerusalem, dan orang yang tersandung di antara mereka pada waktu itu akan menjadi seperti Daud, dan keluarga Daud akan menjadi seperti Allah, seperti Malaikat TUHAN, yang mengepalai mereka.   Perkataan untuk Tuhan di sini adalah elohim. Maka keluarga Daud akan menjadi seperti Tuhan seperti Malaikat Yehovah yang mengepalai mereka. Makhluk yang mengepalai keluarga raja ini, iaitu umat pilihan, adalah Mesias. Sesungguhnya Mesias dikenalpasti sebagai elohim dari Mazmur 45:6-7 dan Ibrani 1:8-9.   5. Adakah elohim-elohim ini terbatas kepada dua elohim atau entiti? Jawapannya adalah tidak. Mazmur menunjukkan sepenuhnya bahawa elohim adalah suatu sidang.   Elohim ini menghakimi di antara para elohim (Mazmur 82:1). Pangkat ini diluaskan kepada umat manusia (Mazmur 82:6; Zakharia 12:8). Dia lebih besar dari elohim yang lain (Mazmur 86:8). Tuhan adalah raja agung di atas semua elohim (Mazmur 95:3) dan lebih dahsyat daripada semua elohim (Mazmur 96:4). Tuhan patut disembah oleh elohim (Mazmur 97:7) dan dia dimuliakan atas mereka (Mazmur 97:9). Yehovah Israel, adon (singular) atau Tuhan Israel adalah melebihi segala elohim (Mazmur 135:5). Yehovah Elohim Sabaoth adalah Jah atau Tuhan yang kuat (Mazmur 89:8-9).   Maka entiti-entiti ini adalah berlainan dan lebih dari dua. Adanya seorang Elohim segala Elohim yang merupakan tumpuan pujian dan kesyukuran (Mazmur 136:2). Elohim ini telah mengurapi Mesias dengan minyak tanda kesukaan melebihi teman-teman sekutunya. Teman-teman ini adalah elohim yang semuanya adalah anak-anak Tuhan. Kristus mencapai statusnya sebagai anak Tuhan yang berkuasa dari kebangkitannya dari mati (Roma 1:4). Dia telah melepaskan kedudukan yang dipegangnya untuk ditinggikan melebihinya dan sebagai Imam Besar (Ibrani 1:3-14; 2:5-10). Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semuanya mempunyai satu asal. Itulah sebabnya kenapa dia tidak malu memanggil mereka saudara (Ibrani 2:11). Semua akan menjadi elohim sebagai anak-anak Tuhan. Sebagai waris-waris bersama kita juga akan mencapai status ini. Sejak permulaan Jemaat kita telah memegang doktrin ini. Irenaeus berpendapat bahawa Mazmur 82:1 merujuk kepada theoi atau tuhan-tuhan (elohim) yang termasuk umat pilihan, iaitu mereka yang diangkat menjadi anak (Against Heresies, Bk. 3, Ch. 6, Ante-Nicene Fathers, Vol. 1, halaman 419). 6. Jadi bagaimana pula adanya berbagai elohim? Elohim dikenalpasti sebagai Bene Elyon atau anak-anak Yang Mahatinggi. Kenyataan ini telah dikomentar oleh ramai sarjana. Sabourin SJ, The Psalms Their Origin and Meaning Alba House, NY, halaman 72-74 memperhatikan penggunaan-penggunaan ini dan mengakui bahawa kewujudan elohim sebagai satu sidang telahpun menjadi sebahagian dari susunan agama Yahudi selama beribu tahun. Ia bukan satu konsep baru. Apa yang baru adalah tuntutan bahawa istilah elohim terbatas kepada dua makhluk. Tuntutan tersebut telah dibuat oleh orang bukan Ibrani yang merupakan orang Trinitarian atau Binitarian yang mendahuluinya.   Pengertian ini dijelaskan dengan lebih lengkap dalam Wahyu 4:1 hingga 5:14. Sidang tua-tua adalah sidang dalaman Angkatan Syurgawi. Keimamatan bait menggambarkan Imam Besar, iaitu Kristus (Ibrani 8:1-2), dan dua puluh empat tua-tua di sekeliling takhta Tuhan yang mendengar segala doa orang-orang kudus (Wahyu 5:8).   Maka ada banyak elohim. Ada kira-kira tiga puluh dalam sidang dalaman dan orang-orang Kudus atau qadosim atau orang-orang kudus berupa malaikat difahamkan berada dalam struktur dalaman dan luaran. Orang-orang kudus atau qadosim SHD 6918 dilihat dari Mazmur 89:1-8, Ayub 5:1 dan Zakharia 14:5 dan adalah manusia juga.   Sidang dalaman dan luaran difahamkan mempunyai bilangan tujuh puluh [dua] yang digambarkan oleh Sanhedrin atau para penatua dan kemudian oleh kumpulan tujuh puluh yang ditahbiskan oleh Kristus (Lukas 10:1,17). Ayatnya menuliskan hebdomekonta [duo] (lihat Marshall’s Interlinear) atau tujuh puluh [dua] namun ditulis tujuh puluh kerana bilangan Sanhedrin juga bukan sekadar tujuh puluh. Bangsa-bangsa juga difahami adalah sebanyak tujuh puluh kerana bilangan sidang-sidang seperti yang dibahagikan dari Ulangan 32:8.   Bilangan Angkatan Syurgawi beralih dari sidang tiga puluh ini dan kemudian tujuh puluh kepada struktur pemerintah Angkatan Syurgawi yang dikenali sebagai seribu. Ianya difahamkan dari Ayub bahawa satu di antara seribu itu harus mendamaikan dosa-dosa manusia sebagai penengah (Ayub 33:19-24; khasnya ayat 23).   Anak-anak Tuhan ini dikenali sebagai utusan atau wakil (lihat atas) atau malak yang diterjemah sebagai aggelos dalam bahasa Yunani dan dengan itu angel dalam bahasa Inggeris. Mereka juga dikenali sebagai penjaga (Daniel 4:13,17,23). Anak-anak Tuhan ini juga dikenali sebagai elahhin, perkataan yang sepadan dengan elohim, dalam bahasa Kasdim. Kediaman mereka bukan di antara manusia (Daniel 2:11).   Maka elohim atau elahhin iaitu bentuk plural Eloah atau Elahh (Kasdim) atau Allahh (Arab) adalah anak-anak Eloah. Anak khusus yang ditentukanNya untuk menebus umat manusia dinamakan dalam Amsal 30:4-5 sebagai anakNya. Makhluk itu adalah Elohim Kaum Bapa (Patriak) yang juga adalah Malaikat Pelepasan dari Kejadian 48:15-16. Elohim yang telah memberi makan kepada Yakub seumur hidupnya juga adalah malaikat yang telah melepaskannya. Malaikat Pelepasan ini adalah dari Ayub 33:23, seorang dari anak-anak Tuhan. Dia dilantik untuk menjadi Imam Besar Rumah Tuhan dan menjadi El Bethel atau El Rumah Tuhan (Kejadian 28:10-22).   Maka terdapat banyak anak-anak Tuhan yang sama-sama mengambil bahagian dalam sifat tuhan dengan Bapa. Cara dengan apa mereka sama-sama mempunyai sifat tuhan ini hanyalah dengan Terang yang datang ke dalam dunia untuk mendamaikan manusia kepada Tuhan, dan itu adalah Roh Kudus (Yohanes 1:9).   7. Pernyataan kemudian dibuat oleh kumpulan Trinitarian dari premis-premis yang berdasarkan Falsafah Yunani. Mereka menyerang idea pendamaian Ibrani. Mereka menegaskan bahawa anak yang bergantung pada Bapa untuk kekekalan dan kewujudannya adalah “lebih rendah” dan “berlainan intinya dari Bapa” dan “oleh itu, anak tidak seperti Bapa”. Semua pernyataan ini adalah tuntutan-tuntutan palsu bukan alkitabiah yang berdasar pada premis-premis falsafah Yunani tentang kapasitas bagi mereka yang sama jenis untuk berkawan atau mendamaikan untuk yang sama jenis. Konsep ini tidak berdasarkan apa-apa dalam seluruh struktur pemikiran Ibrani yang berunsurkan perintah-perintah Tuhan. Tuntutan-tuntutan palsu ini adalah serangan terhadap seluruh konsep korban yang merupakan bayangan pengorbanan Kristus yang mendamaikan.   Kristus memasuki Tempat Mahakudus dengan darahnya sendiri dan bukannya darah lembu. Dia menyerahkan dirinya (Ibrani 7:26-28). Dia berterusan dalam keimamatan yang tidak berubah (Ibrani 7:24). Setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan (Ibrani 8:3). Imam Besar masuk ke dalam Tempat Mahakudus sekali setiap tahun dan harus dengan darah yang dipersembahkan untuk dirinya sendiri dan untuk pelanggaran-pelanggaran umat (Ibrani 9:7). Roh Kudus menandakan dengan ini bahawa jalan ke dalam tempat yang kudus itu belum lagi terbuka selagi khemah pertama itu masih ada (Ibrani 9:8).   Maka korban yang tidak bersalah untuk mendamaikan yang rendah kepada yang tinggi adalah suatu proses pemikiran yang integral kepada kebaktian Ibrani dan susunan yang ditetapkan ilahi. Penolakan kecukupan korban ini merupakan satu serangan terhadap kecukupan rencana pendamaian Tuhan.   Demi untuk menyerang dasar teologi Ibrani serta janji-janji kepada Israel, orang Yunani terpaksa melemahkan konsep-konsep keunggulan Tuhan atas elohim atau anak-anak Tuhan. Untuk itu mereka harus meninggikan Kristus hingga setara dengan Tuhan supaya mereka boleh menyatakan bahawa hukum-hukum yang diberikan oleh Tuhan melalui Torah (Taurat) dapat diubah. Konsep elohim yang diluaskan hanya dapat disangkal dengan membataskan cara untuk memasukkan sifat tuhan itu dan meminggirnya sebagai satu entiti. Dengan itu Roh Kudus akhirnya dinyatakan sebagai satu oknum dari Sidang Chalcedon pada tahun 451 yang mensahkan pernyataan yang separuh terbentuk dari Sidang Constantinople pada 381. Sidang Nicea tahun 325 tidak membicarakan isu ini. Syahadat ini, yang dipanggil Syahadat Nicene sempena sidang ini, merupakan rekaan kemudian.   Untuk menyokong serangan-serangan atas hukum ini, ketuhanan Kristus telah ditegaskan dalam usul-usul Modalisme. Ini hanya menyangkal bahawa Kristus adalah entiti yang berbeza dari Bapa. Ini jelas sekali tidak cukup dan nyata sekali suatu bidaah hinggakan ia hanya diterima di Rom dan Alexandria. Trinitarianisme ingin menyerang subordinasi Kristus serta pergantungan Kristus pada Bapa untuk hidup sebagai korban yang tidak mencukupi. Ini dilakukan dari premis bahawa hanya yang sama jenis saja boleh berkawan dengan jenisnya. Ini merupakan idea yang khusus kepada Yunani dan menyangkal seluruh tujuan Kitab Suci. Perkataan Yunani agape yang digunakan untuk merujuk kepada kasih Tuhan adalah pinjaman dari perkatan Ibrani SHD 160 ‘ahabah. Perkataan agape ini tidak muncul di kalangan orang Yunani dan falsafah mereka sehinggalah Septuagint (LXX) ditulis. Oleh itu konsep-konsep kasih sayang anak beranak dan cinta erotik telah menyebabkan kemunculan proses pemikiran Yunani yang salah ini yang kemudiannya digunakan untuk menyerang Kitab Suci dan menghapuskan hukum. Trinitas adalah, pada dasar falsafahnya, satu serangan terhadap perintah-perintah Tuhan. Kristus harus dijadikan sama taraf dan sama abadi dengan Tuhan untuk membenarkan satu perubahan dalam hukum. Hakikat bahawa ini tidak dapat dipertahankan secara alkitabiah telah diabaikan dan ayat-ayat yang menyangkal tuntutan ini telah diabaikan, diserang, disalahgambar atau disalahterjemah.   Proses pertimbangan sirkular (tidak berujung pangkal) kemudiannya dipakaikan kepada konsep itu bahawa, jika anak itu tidak sama dengan Bapa, kenapa pula dia diberikan kemuliaan, penghormatan dan, dalam pengertian yang disalahpakai, penyembahan?   8. Pertimbangannnya adalah salah. Hal berkenaan adalah perkembangan yang perlu bagi Monoteisme. Definisi: Suatu Makhluk adalah apa yang ada atau wujud.   Aksioma: Apa yang dipercayai wujud semestinya adalah suatu Makhluk.   Alkitab mengandungi premis-premis berikut:

  1. Hanya ada satu Allah Maha Esa (Ulangan 6:4; Yohanes 17:3; 1 Yohanes 5:20).
  1. Dia mempunyai anak-anak (Kejadian 6:4; Ayub 1:6; 2:1; 38:4-7); di mana salah satunya adalah Yesus Kristus (Yohanes 17:3).
  1. Dia seorang saja yang abadi (1 Timotius 6:16). Dia hidup sampai selama-lamanya (Wahyu 4:9).
  1. Mengikut kehendakNya segala sesuatu wujud dan telah dicipta (Wahyu 4:11).

Kesimpulan: Maka segala sesuatu, sama ada entiti atau Makhluk, adalah hasil kehendak Bapa.   Alkitab berpendapat bahawa anak-anak Tuhan wujud. Secara definisi suatu Makhluk adalah sesuatu yang wujud. Oleh itu Tuhan dan anak-anak Tuhan adalah Makhluk-makhluk. Dari kesimpulan itu, anak-anak Tuhan adalah hasil dari Bapa. Kristus adalah anak Tuhan, jadi Kristus adalah suatu hasil Bapa. Dia telah disalib dalam kelemahan namun hidup oleh kuasa Tuhan dan kita hidup di dalam dia dan terpelihara oleh kuasa Tuhan (2Korintus 13:4; 1Petrus 1:5).   Susunan siapa yang mendahului tidak menentukan pangkat. Pangkat diberikan oleh kuasa dan boleh menentukan susunan keutamaan. Allah seorang saja yang telah wujud sebelum mula dalam kekekalan berterusan, sebab Dia abadi (1Timotius 6:16). Maka Tuhan adalah sumber segala kekuatan yang dianugerahkan pada anak (1Petrus 3:2). Segala pemerintah yang ada telah ditetapkan oleh Tuhan (Roma 13:1).   Oleh kerana Kristus dan anak-anak adalah hasil-hasil Bapa, mereka lebih rendah dalam pangkat. Lebih rendah dalam pangkat tidak bererti bahawa mereka kekurangan dalam intipati mereka. Anak-anak Tuhan telah diberikan kuasa dari Tuhan sebab mereka dijadikan gambar-gambar Tuhan dan satu intipati dengan Tuhan. Intipati yang sama tidak memberikan keabadian bersama. Bapa secara logiknya adalah lebih dahulu dari anak atau jika tidak tiada apa-apa yang dapat didasarkan pada hubungan seperti itu yang mempunyai erti dalam bahasa. Ciptaan fizikal ditakdirkan akan rosak dan mati. Maka anak-anak fizikal mempunyai intipati yang berlainan. Maka itu ciptaan fizikal harus dilahirkan semula untuk memasuki Kerajaan Tuhan (Yohanes 3:3). Setiap satu yang begitu lahir dari Tuhan (1Yohanes 4:7) dan sesiapa yang lahir dari Tuhan tidak berdosa kerana dia lahir dari Tuhan (1Yohanes 3:9; 5:18). Anak-anak ini ditakdirkan untuk menjadi elohim seperti Malaikat Yehovah yang mengepalai mereka (Zakharia 12:8) dan memiliki hidup kekal (1Yohanes 5:11; 2:25) atas ketaatan seperti mana yang Kristus berikan kepada Bapa. Oleh kerana kehidupan Kristus yang taat dan tanpa cela, kematiannya dan kebangkitannya menjadi roh sebagai seorang anak Tuhan yang berkuasa (Roma 1:4) kini dia abadi. (Ibrani 5:6,8,9) dan berada di sebelah kanan Tuhannya dengan kuasa (Efesus 1:17-23). Ini adalah melalui Roh Kudus.   Apa yang Tuhan cipta, Dia dapat musnahkan. Jadi mereka yang tidak taat juga dapat dimusnahkan untuk selamanya (Wahyu 20:15).   Maka Kristus abadi sebagai elohim yang duduk di sebelah kanan Bapa sebagai Imam BesarNya namun dia tidak sama pangkat dengan Bapa. Dia juga tidak setaraf atau sama abadi melainkan oleh delegasi Bapa yang menganugerahkan segala sesuatu padanya (rujuk 1Korintus 15:24; Wahyu 12:5; 19:15).   Dari segi rohani dan biologi kita semua adalah anak-anak Tuhan namun kita dicipta untuk mengerjakan kuasaNya melalui delegasi sebagai elohim (Zakharia 12:8; rujuk 1Yohanes 5:11; 2:25).   Kristus tidak memiliki hidup dalam dirinya sendiri. Ini adalah tuntutan palsu trinitarian yang bertentangan dengan Yohanes 5:26.   Yohanes 5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.   Anak mempunyai hidup dalam dirinya oleh pemberian Bapa dan begitu juga kita semua. Maka Kristus wujud oleh pemberian Bapa.   Menuntut bahawa Kristus telah sentiasa wujud dan sentiasa akan wujud menyangkal karunia Tuhan dari ketaatan Kristus. Ianya bertentangan dengan ayat-ayat Kitab di atas dan menyangkal 1Timotius 6:13 di mana Allah memberi hidup kepada segala sesuatu. 1Timotius 6:16 jelas mengatakan bahawa hanya Allah saja yang abadi (tidak takluk kepada maut) dan bahawa tiada seorangpun manusia yang pernah melihatNya atau dapat melihatNya. Dia bersemayam dalam terang yang tak terhampiri dan dilihat hanya oleh makhluk-makhluk rohani. Kerana inilah orang Trinitarian cuba mengisytiharkan bahawa Bapa dan Anak adalah aspek-aspek Tuhan yang sama. Dengan itu wujudnya doktrin Monarchia and the Circumincession. Dari kemustahilan-kemustahilan logik ini Kristus dianggap berbeza namun tidak terpisah.   9. Doktrin Antikristus. Ianya berguna dari takat ini untuk memerhatikan Doktrin Antikristus pada 1Yohanes 4:1-2.   1Yohanes 4:1-2 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. 2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,   Pengertian ayat ini telah diubah. Tuntutan-tuntutan dari kumpulan Modalist, yang kemudiannya membuka jalan kepada keturunan mereka iaitu kumpulan Trinitarian, berusaha menegaskan bahawa Kristus tidak betul-betul mati dan bahawa sebahagian dirinya tertinggal di langit sebagai Tuhan. Ini merupakan bidaah yang dihadapi Yohanes dan yang dirujuknya. Ayat ini telah diubah pada tarikh terawal oleh kumpulan Modalist dan Trinitarian kerana ia menyamakan mereka dengan doktrin Antikristus. Ayat purba yang betul boleh dikenali dari Irenaeus (Bab 16:8, Ante-Nicene Fathers, Vol. 1, nota kaki halaman 443).   Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang memisahkan Yesus Kristus, tidak berasal dari Allah tapi berasal dari roh Antikristus.   Socrates tokoh Sejarah berkata (VII, 32, halaman 381) bahawa bahagian ini telah dirosakkan oleh mereka yang ingin memisahkan kemanusiaan Yesus Kristus dari ketuhanannya. 10. Beberapa masalah trinitarian yang biasa dan penyelesaiannya. 10.1 Istilah-istilah mencipta, permulaan, melahirkan dan satu-satunya lahir dikelirukan dan disalahgunakan untuk mengaburkan ayat-ayatnya. Dalam Wahyu 3:14, Kristus dianggap sebagai permulaan (arche) ciptaan Tuhan. Terjemahan ini dituliskan sebagai pemerintah dalam NIV untuk mengatasi implikasi bahawa Kristus telah dicipta. Penggunaan istilah arche yang bermakna permulaan adalah penting memandangkan teologi awal kumpulan Gnostik. Perkataan arche digunakan dengan tepat dan bererti permulaan (lihat Roh Kudus (No. 117) CCG, 1995).   Perkataan yang juga berhubungan dengan penciptaan adalah prototokos di mana dalam Kolose 1:15, Kristus dinyatakan sebagai gambar Tuhan yang tidak kelihatan dan prototokos segala ciptaan. Di sini ia dituliskan sebagai yang sulung. Prototokos digunakan sebagai satu dari satu siri. Kristus adalah yang sulung dari ciptaan dari alam rohani. Dia adalah yang sulung atau prototokos Maria (Lukas 2:7). Matius 1:25 merujuk kepada Kristus sebagai sulungnya atau prototokos dalam Receptus.   Matius 1:25  tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anak laki-laki sulungnya dan Yusuf menamakan Dia Yesus.   Receptus mengatakan bahawa dia melahirkan anaknya laki-laki, anak sulungnya. Dan dia menamakannya Yesus (Yosua). Ini telah dihilangkan dari teks-teks moden berdasarkan bukti yang sangat lemah. Alkitab Companion berkata tentang teks ini berkenaan anak sulungnya:   Kata-kata ini telah dipetik dari Tatian (A.D. 172) dan dua belas dari para bapa sebelum abad 4, dan terkandung dalam hampir semua MSS, kecuali yang dari Vatican dan Sinai (Sinaitic) (abad 4). Semua teks [moden] tidak memasukkan “anak sulungnya” berdasarkan bukti lemah dan mencurigakan ini.   Ia memang bukti lemah dan mencurigakan. Mariolatry (Pemujaan Maria)  berasal dari Syria dan khususnya di Rom dari abad-abad kemudiannya. Ianya perlu juga untuk menyangkal bahawa Maria mempunyai anak-anak lain demi untuk mengukuhkan ketuhannya. Lukas tidak dapat diubah namun ia tidak jelas bahayanya seperti ayat dalam Matius. Hakikat bahawa Kristus mempunyai saudara lelaki dan perempuan tidak dapat dinafikan secara alkitabiah berdasarkan Matius 13:55 dan Markus 6:3.   Saudara-saudara Kristus adalah Yakobus dan Yusuf (Yoses) dan Simon dan Yudas (bukan Iscariot). Saudara-saudara perempuannya disebut dalam Matius 13:56 dan Markus 6:3 namun tidak dengan nama (lihat juga Matius 27:56). Yakobus disebut juga dalam Markus 16:1 dan Yudas disebut dalam Lukas 6:16. Dia dan Iscariot dibezakan dengan teliti. Dia disebutkan sebagai saudara Yakobus kerana teks-teks itu adalah selepas kebangkitan.   Tidak syak lagi bahawa Kristus dipandang, dari penggunaan prototokos, sebagai yang pertama dari satu siri dalam tiga segi. Dia adalah yang sulung dari segala yang diciptakan (Kolose 1:15). Dia adalah yang sulung dari anak-anak Maria (dari atas) dan dia juga adalah yang sulung dari antara orang mati (Kolose 1:18). Kita juga disesuaikan dengan gambar Kristus yang merupakan gambar Tuhan dan dengan itu dia menjadi prototokos atau yang sulung dari antara banyak saudara (Roma 8:29).   Penggunaan prototokos adalah sebagai yang pertama dari satu siri. Penggunaannya tidak tetap kerana orang Trinitarian menjauhi akibat-akibat tek-teks itu di mana mungkin. Istilah prototokos juga adalah istilah yang digunakan dalam Ibrani 1:6 apabila Tuhan membawa anak yang sulung ke dalam dunia. Ibrani 1:5 memetik Mazmur 2:7 yang menunjukkan bahawa Daud mengerti keanakan Mesias.   Pengenalan ini penting. Kristus adalah yang sulung dari ciptaan rohani. Dia juga adalah salah satu dari banyak anak-anak Tuhan namun dia adalah satu-satunya anak atau elohim yang dilahirkan. Maka dia disebutkan sebagai monogenes theos atau satu-satunya tuhan yang lahir dalam Yohanes 1:18. Receptus menulisnya monogenes uion atau satu-satunya anak (anak tunggal) untuk menjauhi implikasi monogenes theos namun istilah ini diketahui dahulukalanya sebagai monogenes theos. Maka dia adalah yang sulung dari segala yang diciptakan namun adalah satu-satunya yang dilahirkan dari anak-anak Tuhan. Kita semua dilahirkan semula kepada kedudukan anak-anak Tuhan namun prototokos hanya digunakan bagi Kristus berhubung orang mati.   Maka Kristus adalah tuhan tunggal yang dilahirkan namun adalah yang sulung dari ciptaan elohim atau theoi. Paulus berkata bahawa terdapat banyak theoi dan banyak kurioi namun untuk kita hanya ada seorang Allah Bapa, dari mana datangnya segala sesuatu dan satu Tuan Yesus Kristus (1Korintus 8:5-6).   Oleh itu hanya ada seorang Allah Maha Esa yang merupakan Bapa (Yohanes 17:3).   10.2 Kumpulan Trinitarian berpendapat adanya perbezaan antara Kristus dan anak-anak Tuhan yang lain yang merupakan malaikat-malaikat. Ini adalah pertimbangan anterior klasik. Kristus ditinggikan melebihi Angkatan malaikat oleh kebangkitannya dari antara orang mati. Seluruh teks dalam Ibrani menuliskan tentang penurunan pangkat di bawah para malaikat dan kenaikannya mengatasi mereka. Dia bukan selalu begitu seperti yang dilihat dari Ibrani 1:3-4.   Ibrani 1:3-4  Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.   Ibrani 1:5 merujuk kepada hakikat bahawa hanya dia seorang saja yang pernah dilahirkan (gegenneka) dari Tuhan. Namun dia adalah prototokos yang dibawa ke dalam dunia. Dia telah diurapi dengan minyak tanda kesukaan melebihi teman-teman sekutunya (metoxous) (Mazmur 45:6-7; Ibrani 1:8-9). Malaikat-malaikat adalah roh-roh yang melayani yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan (Ibrani 1:14). Teks ini telah dianggap memburukkan kedudukan Angkatan Syurgawi dan menjadikannya mustahil untuk Kristus pernah menjadi salah seorang dari mereka dan bagi mereka menjadi setaraf dengan umat pilihan. Ini betul-betul menyalahfaham teks Ibrani. Ibrani dilayakkan oleh kesaksian Kristus yang menyatakan bahawa takdir umat manusia adalah untuk menjadi sama seperti malaikat (isaggelos; Lukas 20:36). Kristus akan mengakui kita di hadapan para malaikat Tuhan (Lukas 12:8-9) yang merupakan saudara-saudara kita (Wahyu 12:10).   Maka ianya jelas bahawa Mesias perlu menebus dosa pada dua tingkat dan telah dijadikan imam besar dan raja atas kedua-dua alam rohani dan fizikal.   Hakikat bahawa para malaikat adalah bawahan kepada Kristus tidak bermakna bahawa Kristus setara dengan Tuhan dan ini juga tidak bermakna bahawa kita akan berada pada taraf yang berlainan atau intipati yang berlainan dengan Tuhan atau Kristus atau para malaikat. Kita semua akan menjadi anak-anak Tuhan kerana mereka masih adalah anak-anak Tuhan. Mereka sama intipati dengan Bapa seperti Kristus dan sama seperti kita satu intipati dengan Bapa (lihat Satu Bersama Dengan Bapa (No. 81), CCG, 1994)   Kita miliki Roh Kudus dan atas sebab itu kita adalah satu intipati. Tuhan menggandakan diriNya dan hakikatnya adalah Dia bermaksud untuk menjadi semua dalam semua (Efesus 4:6; 1Korintus 15:28 KJV; lihat juga Teks Utama Marshall’s Interlinear). Kerana diciptakan kita satu intipati dengan Bapa melalui perluasan seperti juga semua anak-anak Tuhan. Secara definisi, kepenuhan ketuhanan yang berdiam dalam individu membolehkan kemampuan untuk menjadi Tuhan dalam anak-anak. Oleh itu mereka, secara definisi, adalah dari intipati yang sama. Hakikat penjanaan atau penciptaan tidak mengharuskan pembezaan intipati. Ianya juga tidak dinyatakan begitu di mana-mana dalam Alkitab.   Kita semua mengambil bagian dalam sifat atau kodrat ilahi (2 Petrus 1:4). Hakikat itu bagaimanapun tidak menganugerahkan kekekalan dan kekuasaan secara automatik. Lebihan pula, kekekalan yang dianugerahkan tidak bermaksud bahawa kekekalan sama itu wujud selamanya. Ianya diberikan oleh Tuhan namun tidak wujud dalam Kristus ataupun Angkatan Syurgawi ab-origine atau dari mula. Maka sifat-sifat kekekalan bersama dan kesetaraan bersama tidak dianugerahkan kepada sebarang makhluk dengan mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan intipati Bapa. Jadi hanya Allah saja yang abadi (1 Timotius 6:16).   Menuntut bahawa Kristus adalah Tuhan sejati adalah satu bidaah yang melanggar perintah pertama. Hanya ada seorang Allah Maha Esa (Yohanes 17:3; 1Yohanes 5:20) dan Yesus Kristus adalah anakNya. Kristus bukanlah Tuhan sebenar. Jika benar maka, secara definisinya, akan ada dua Allah benar dan kalau begitu maka Kitab Perjanjian Baru adalah palsu. Menuntut kewujudan dua Allah benar disangkal oleh kumpulan Trinitarian. Satu-satunya pihak yang menuntut kepalsuan bukan alkitabiah sebegitu adalah kumpulan-kumpulan yang dikenali sebagai Binitarian yang terjerumus ke dalam perangkap logik yang dipasang oleh kumpulan Trinitarian. Binitarianisme merupakan satu penyimpangan lewat. Ia biasanya ditemui dalam orang-orang dengan latar belakang trinitarian yang melihat kesalahan Trinitarianisme dari Alkitab namun tidak mahu kelihatan seperti tidak beriman dalam pengertian trinitarian dengan mengurangkan kedudukan Kristus. Kedudukan ini sememangnya karut dan mengabaikan Kitab Suci. Binitarianisme secara logiknya adalah politeis dan itulah sebabnya kenapa Trinitarianisme terdorong untuk menyangkal pemisahan Tuhan dan Kristus dalam Ketuhanan. Maka mereka dianggap sebagai berbeza namun tidak terpisah. Ini adalah karut dari segi pengertian alkitabiah. Alkitab cukup jelas bahawa hanya terdapat seorang Tuhan yang benar dan bahawa dia adalah Allah dan Bapa Yesus Kristus dan Allah dan Bapa kita semua (Yohanes 20:17).   Kristus tidak sama dengan Bapa (Matius 19:17; 20:23; Markus 13:32; Yohanes 12:29; 14:28; 1Korintus 3:23; 11:3; 15:28).   Kristus tidak sama-sama abadi dengan Bapa (1Timotius 6:16). Hanya Tuhan wujud di luar batasan waktu iaitu sebelum permulaan, kerana waktu adalah hubungan antara dua atau lebih objek.   Hanya Tuhan yang merupakan alfa dan omega, yang awal dan yang akhir. Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah [itu] (Wahyu 1:8). Artikel definit itu tidak diterjemahkan sesudah “Allah” dalam ayat-ayat.   Kewujudan sebagai alfa dan omega adalah sebagai seorang yang sekarang ada dan yang dulu ada dan yang akan datang ada. Dialah Yang Mahatinggi. Allah Bapalah yang berfirman di sini. Tuhan inilah yang memberikan kitab Wahyu kepada Kristus supaya ia dapat dinyatakan kepada hamba-hambanya.   Maka Kristus tidak mahatahu sama ada sebagai seorang manusia (Markus 13:32) ataupun sebagai makhluk ilahi (Wahyu 1:1).   Dengan itu sifat-sifat Tuhan adalah melalui delegasi. Namun kita semua adalah elohim, anak-anak Yang Mahatinggi kita sekalian (memetik Mazmur 82:6) dan Kitab Suci tidak boleh dibatalkan (Yohanes 10:34-35).   Kristus dan semua elohim adalah bawahan kepada Tuhan yang bertindak di bawah delegasi. Kekurangan yang diandaikan dari kedudukan ini oleh pihak Trinitarian adalah seperti yang telah kita lihat berkaitan dengan keperluan untuk meninggikan Kristus untuk menghapuskan keperluan memelihara hukum-hukum Tuhan. Namun dosa adalah pelanggaran hukum (1Yohanes 3:4) iaitu hukum yang sempurna yang memerdekakan orang (Yakobus 1:25) dan melaluinya kita dihakimi (Yakobus 2:12).   Ianya juga pertimbangan paling tidak masuk akal untuk mencadangkan, seperti yang diperlukan secara logik oleh Trinitarianisme, bahawa suatu makhluk boleh menjadi Imam Besarnya sendiri. Pertimbangan sia-sia dan bermasalah seperti itu akan menghindari makhluk sebegitu dari gelaran Tuhan.   Dari kedudukan di atas, berhubungan Tuhan, Kristus dan Angkatan Syurgawi sebagai anak-anak Tuhan, ianya tidak sukar untuk melihat aspek-aspek ciptaan melalui delegasi di bawah kehendak dan rencana Bapa. Dari kuasa yang dianugerahkan ini Kristus mencipta seperti yang kita perhatikan dari Kolose 1:16-18. Dengan ini Kristus juga menjadi waris kepada sifat-sifat yang disediakan untuk pusakanya, seperti yang kita lihat dari Yesaya 9:6. Kristus juga boleh menjadi bapa kekal kerana terdapat banyak kebapaan di syurga dan di bumi (Efesus 3:14). Perkataan yang diterjemahkan sebagai turunan (family) di sini adalah patria atau kebapaan. Maka gelaran bapa sama ada untuk keluarga atau Keluarga Tuhan adalah gelaran yang didelegasi yang menandakan tanggungjawab terbesar pemegang gelaran ini.   Kristus adalah yang sulung dari setiap makhluk. Menegaskan dari ini bahawa ini tidak bererti dia adalah makhluk mengarutkan falsafah bahasa yang diterima. Ini merupakan ketidaktetapan trinitarian yang klasik.   Kristus adalah Mesias keturunan Yehuda dan waris kepada janji-janji Tuhan. Dia adalah waris kepada takhta Daud. Daud tidak mewarisi apa-apa dari Kristus. Daud adalah sebahagian dari keturunan Mesias dan dengan siapa dia menjadi waris bersama seperti juga semua anak-anak Tuhan dari kebangkitan dari antara orang mati. Seorang waris hanya menjadi prototokos atau yang sulung dari satu siri jika dia adalah yang sulung, dan kedudukan itu adalah milik Kristus dari kebangkitannya sebagai anak Tuhan yang berkuasa dari antara orang mati (Roma 1:4). Semua dalam siri ini adalah waris-waris dari segi alkitabiah seperti yang kita lihat di atas. Tuhan berfirman kepada kita melalui anakNya yang ditentukanNya sebagai waris segala sesuatu namun kita adalah waris-waris bersama seperti yang kita lihat dari berbagai ayat di atas (contohnya Roma 8:16-17 dan sebagainya).   Sifat-sifat Tuhan dianugerahkan oleh Tuhan mengikut kehendakNya. Kristus mengambil bagian dalam sifat ilahi seperti juga kita semua. Maka kita semua menjadi elohim atau theoi atau tuhan-tuhan namun kita tidak sama kesetaraan atau sama abadi walaupun kita diberikan hidup kekal kerana kita mengenal Allah Maha Esa dan anakNya Yesus Kristus (Yohanes 17:3). Kita ditentukan untuk mencapai hidup kekal (1Timotius 6:19) sebagai waris-waris sesuai dengan pengharapan kita (Titus 3:7).   Kristus, belajar ketaatan dengan apa yang dideritainya, disempurnakan, dan kepada semua yang patuh kepadanya, menjadi pembawa (Teks Utama Marshall’s Interlinear) keselamatan kekal, dijadikan Tuhan sebagai Imam Besar menurut mazhab Melkisedek (Ibrani 5:8-10). Dengan itu Kristus disempurnakan dan kerana ketaatannya, membolehkan kita semua untuk memperolehi hidup kekal dan keselamatan namun dia sendiri bukanlah sumber hidup kekal itu. Hidup kekal telah dijanjikan kepada kita oleh Tuhan (1Yohanes 2:25). Hanya Tuhan saja yang abadi. Tuhan telah memberi kita karunia hidup kekal (1Yohanes 5:11-13). Inilah Allah yang benar dan hidup yang kekal (1Yohanes 5:20).   Semua kita dijadikan menurut gambar Tuhan; makhluk-makhluk fizikal dan rohani (Kejadian 1:26-27). Roh Kudus merupakan dimensi yang tidak ada yang dibawa masuk ke dalam dunia seperti yang kita saksikan dari Yohanes 1:9. Kristus bukanlah terang itu dan dia juga bukan pengeluar terang itu. Tuhan adalah sumber terang itu dan terang ituu adalah kuasa Tuhan yang kita kenali sebagai Roh Kudus. Kristus, sebagai alat keselamatan kekal Tuhan, telah dinubuatkan oleh para nabi (Yeremia 23:5,6; Yesaya 43:11, rujuk Lukas 2:11; Yesaya 45:15-24). Seperti yang kita lihat Tuhan telah memuliakan Kristus dari ketaatannya, yang merendahkan dirinya hingga mati, dan melimpahkan nama dan kekuasaan padanya yang mengatasi segala nama (Filipi 2:5-11). Maka hak Bapa untuk menganugerahkan kekuasaan tidak dapat disangkal lagi. Menyimpulkan kesetaraan dari teks ini adalah cukup salah. Kristus tidak pernah pada bila-bila masa dalam hidupnya mengatakan bahawa dia adalah Tuhan dan sesungguhnya hanya merujuk kepada Bapa sebagai Tuhan. Yohanes dan Paulus berkeras bahawa tiada seorangpun yang pernah melihat Tuhan walaupun Kristus dilihat dan didengari beribu-ribu orang.   Dia datang dalam nama Bapanya dan mereka tidak menerimanya (Yohanes 5:43). Dialah nabi yang dinubuatkan melalui Musa (Ulangan 18:18-19).   Ulangan 18:18-19 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. 19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.   Mesias berfirman dalam nama Tuhan namun dia bukan Tuhan. Dia seorang elohim, salah satu dari anak-anak Tuhan, namun dia bukan Eloah yang merupakan Allah (ton theon) iaitu Allah Bapa Perjanjian Baru. Kristus taat kepada Dia yang menjadikannya (lit: kepada [dia] yang membuatnya Ibrani 3:2; Marshall’s Interlinear; poiesanti diterjemah sebagai ditetapkan oleh kumpulan Trinitarian). Poieo atau dibuat adalah pengertian yang difahami dan diperdebatkan pada Sidang Nicea.   Kepercayaan trinitarian seperti yang dinyatakan dalam syahadat-syahadat seperti syahadat Nicene adalah bertentangan dengan ajaran-ajaran iman yang jelas seperti yang disampaikan dalam Alkitab.   Sejarah Sidang-sidang Nicea, Constantinople dan Chalcedon dan syahadat-syahadat seterusnya akan menjadi subjek karangan-karangan lanjutan.   Syahadat Nicene cuba menegaskan satu siri premis palsu yang disangkal oleh Alkitab. Secara ringkasnya ia cuba memberi bayangan bahawa Kristus adalah anak tunggal Tuhan sedangkan ini palsu seperti yang telah kita lihat. Tuntutan-tuntutan tentang bagaimana Kristus adalah satu intipati dengan Bapa sekali lagi cuba menjadikan Kristus berlainan dari semua makhluk lain. Ia juga cuba menuntut bahawa dia adalah Tuhan benar dan ini adalah penghujatan yang nyata dari berbagai teks yang dikutip di atas. Kristus adalah batu sandungan. Umat Trinitarian tidak memahami nubuatan dan korban. Kristus adalah   batu yang akan membuat orang tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:8-10).   Hanya ada seorang Allah Maha Esa (Yohanes 17:3; 1 Yohanes 5:20) yang merupakan Allah dan Bapa Yesus Kristus dan Allah dan bapa kita semua (Yohanes 20:17). Tiada seorangpun yang pernah melihat Tuhan ini, ataupun mendengar suaraNya dan memang tidak akan melihatNya. Dia bersemayam dalam terang yang tidak dapat dihampiri dan hanya Tuhan ini saja yang abadi (1 Timotius 6:16). Dia menganugerahkan pada semua yang mentaatiNya kapasitas untuk menjadi anak-anak Tuhan (Roma 8:14; Galatia 4:5-6; Ibrani 2:10; 1 Yohanes 3:1-2; rujuk Ibrani 5:9) dan dengan demikian elohim (Zakharia 12:8) atau theoi. Jadi Allah adalah Esa.

TOKOH-TOKOH KRISTEN PENENTANG TRINITAS (ajaran paulus sesat)

TOKOH-TOKOH KRISTEN PENENTANG TRINITAS

Ditulis oleh MUSLIM di/pada Januari 14, 2009
oleh : Sarip (swaramuslim)

Sebelum Yesus lahir, wilayah Yerusalem dijajah oleh imperium Romawi yang agamanya beraliran politeisme. Karena sebagai penduduk yang terjajah, bangsa Yahudi Essenes yang masih taat berpegang pada hukum-hukum Taurat Musa, tidak mampu mengembangkan ajaran agamanya di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan Yahudi Farisi dan Saduki memakai agamanya dalam bentuk formalitas saja, dan sikap hidupnya selalu menyalahi hokum-hukum taurat.

Ketika Yesus mendapat tugas menyampaikan risalah Tuhan, dia selalu memperingatkan penyelewengan Yahudi Farisi dan Saduki. Oleh karena itu dua kelompok ini sangat membenci Yesus dan ingin membunuhnya. Untuk melaksanakan niat jahat itu, mereka menghasut penjajah Romawi, bahwa Yesus adalah tokoh pemberontak yang ingin menjadi raja Yahudi, dan ingin membebaskan bangsanya dari pendudukan imperium Romawi. Dengan bantuan kedua kelompok Yahudi itu, tentara Romawi berusaha menangkap Yesus dan membinasakan pengikutnya.

Setelah Yesus tiada, para muridnya menyebarkan ajarannya secara meluas ke tengah-tengah masyarakat yang sudah terpengaruh oleh kepercayaan politeisme. Yang kemudian melahirkan dua kelompok penganut Yesus. Pertama, yang betul-betul mengikuti ajaran Yesus secara murni, tanpa dicampuri oleh kepercayaan politeisme. Mereka berkeyakinan bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, dan Yesus adalah manusia biasa utusan Allah. Kelompok ini lebih dikenal dengan sebutan Unitarian. Kedua, mengikuti ajaran Yesus yang telah disebarkan oleh para muridnya, tetapi masih sulit meninggalkan kepercayaan politeisme yang sudah mendarah daging pada diri mereka. Akhirnya mereka mengkultuskan Yesus sebagai penyelamatnya, bahkan diangkat menjadi Tuhannya. Kelompok ini dipelopori oleh Paulus (Saulus) yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kristen Trinitas.

Proses kepercayaan kelompok kedua ini sudah menjadi fenomena biasa bagi yang mudah kita jumpai di mana-mana. Perjalanan kepercayaan Kristen Trinitas periode pertama, mendapatkan tantangan hebat dari kelompok Kristen Unitarian. Yaitu sekte Kristen yang berkeyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah, dan Yesus adalah manusia biasa yang diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaranNya, dengan dibekali beberapa Mukjizat. Berkat bantuan imperium super power Romawi yang juga beragama politeisme itu, agama Kristen Trinitas cepat menyebar luas ke beberapa negara. Sedangkan beberapa ribu penganut Unitarian disiksa dan dibunuh. Di antara tokoh-tokoh Unitarian tersebut adalah :

IRANAEUS (130 ? 200 M)

Ketika Iraneus lahir, agama Kristen yang berpusat di Antiokia telah menyebar ke Afrika Utara sampai ke Spanyol dan Perancis selatan. Uskup Lyon yang bernama Pothinus pernah menyuruh Iranaeus membawakan surat petisinya ke Paus Eleutherus (174 189 M) di Roma. Dalam petisi itu, Pothinus memohon agar Paus menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang menolak doktrin Trinitas. Disaat Iranaeus masih berada di Roma, dia mendengarkan berita pertikaian antar kelompok Kristen yang mengakibatkan Uskup Pothinus terbunuh. Setelah pulang ke Lyon, dia menjadi uskup menggantikan Pothinus.

Tahun 190 M, dia menulis surat kepada Paus Victor I (189 ? 198 M) untuk menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang berbeda keyakinan. Kerusuhan antar kelompok terulang lagi, dan pada tahun 200 M, dia dibunuh kelompok Trinitas yang dipelopori Paus Victor.

Iranaeus meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan manusia biasa yang diutus oleh Allah. Dia melontarkan kritik tajam terhadap Paulus, dan menudingnya sebagai orang yang bertanggung jawab atas penyusupan ajaran-ajaran politeisme dan filsafat Plato ke dalam agama Kristen. Dalam menyampaikan ajaran yang diyakininya, Iranaeus sering mengutip ayat-ayat yang termaktub dalam injil Barbanabas.

TERTULIAN (160 ? 220 M)

Tertulian berasal dari Kartago, kemudian dia menjadi tokoh Gereja Afrika. Dia adalah seorang Unitarian yang mengidentikkan Yesus dengan Meisah dalam agama Yahudi. Beliau menentang Paus Calixtus (217 ? 222 M) yang mengajarkan bahwa dosa besar itu bisa diampuni setelah melakukan taubat secara kanonik.

Diantara pernyataan Tertulian masih tercatat sampai sekarang adalah 😕 Mayoritas manusia berpendapat bahwa Yesus adalah manusia biasa?. Dialah yang mula-mula memperkenalkan istilah Trinitas dsari bahasa latin sewaktu membahas doktrin yang dipandangnya aneh itu. Sebab istilah seperti itu tidak pernah dijumpai dalam kitab suci.

ORIGEN (185 ? 254 M)

Origen lahir di Iskandariah Mesir. Bapaknya, Leonidas, mendirikan pusat pendidikan teologi, dan menunjuk Clement sebagai kepalanya. Gereja Paulus (Trinitas) sangat membenci Leonidas, karena menganut ajaran Unitarian yang disebarkan oleh murid-murid Yesus (Apostolic Christianity), dan menolak ajaran-ajaran Paulus. Oleh karena itu pihak gereja Paulus membunuhnya pada tahun 208 M. Peristiwa itu sangat menggores di hati Origen, dan ia ingin mempertaruhkan nyawanya untuk menuntut kematian ayahnya, namun dicegah oleh ibunya.

Gurunya, Clement, merasa terancam dan meninggalkan Iskandariah. Karena ayahnya terbunuh dan gurunya meninggalkan dia, Origen menggantikan Clement sebagai kepala sekolah teologi. Dalam kedudukannya yang baru itu, dia terkenal sebagai cendekiawan yang berani. Kesalehan dan semangatnya yang tinggi diilhami oleh sebuah ayat yang termaktub dalam kitab Matius 19;12 yang berbunyi :
?Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang ia lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena kerajaan Sorga. Siapa yang dapat ,mengerti hendaklah mengerti?.

Pada tahun 230 M Origen menjadi pengkhotbah di Palestina. Tetapi Uskup Demerius memecat dan membuangnya. Dia pergi ke Caesarea dan membangun pusat pendidikan yang sangat terkenal di kota itu. Konsili Iskandaria tahun 250 M menjatuhkan kutukan kepada Origen. Dia ditangkap dan menjalani siksaan sampai menemui ajalnya tahun 254 M, karena menolak doktrin Trinitas. Origen berkeyakinan, Allah adalah Maha Agung dan Yesus adalah hambaNya yang derajatnya tidak sebanding dengan Tuhannya.

Dia dikenal sebagai ahli sejarah gereja yang termashur. Sejak muda sampai akhir hayatnya terkenal keberaninnya. Memiliki sifat-sifat terpuji sebagai guru kebenaran dan sangat dicintai oleh murid-muridnya. Ilmu pengetahuannya sangat luas, yang tidak ada duanya di kalangan Kristen saat itu. Dia pernah menulis kurang lebih enam ratus risalah dan makalah.

DIODORUS

Diodorus adalah uskup di Tarsus, kota kelahiran Paulus. Dia termasuk salah satu tokoh Kristen Antiokia. Dia berpendapat, alam semesta ini selaludalam perubahan. Dia proses perubahan itu pasti ada periode awalnya yang berasal dari yang Maha Abadi dan Maha tidak Berubah. Yang Maha Abadi itulah sang Pencipta yang Maha Esa. Diodorus menegaskan, Yesus itu berkodrat manusiawi baik ruhani maupun jasmani, dan sama sekali tidak memiliki kodrat Ilahi (Tuhan)

LUCIUS (Wafat 312 M)

Disamping terkenal sebagai ahli teologi yang menguasai bahasa Ibrani dan Yunani, diapun sebagai tokoh yang sangat taat kepada Allah. Dia berada di luar lingkungan Gereja sejak tahun 220 M sampai tahun 290 M. Kesalehan dan luasnya ilmu pengetahuan yang dimilikinya, mengundang kekaguman banyak orang. Perguruan di Antiokia yang dipimpinnya, melahirkan aliran Arianisme yang dicetuskan oleh muridnya yang bernama Arius.

Dalam memahami kitab sucinya, dia berpegang pada penafsiran dariu segi tata bahasa beserta pengertiannya secara lahiriah dan kritis. Dia menentang penafsiran yang diambil dari pengertian simbolik dan allegoris.

Lucius berpendapat, adanya pertentangan paham yang sangat tajam di tubuh Gereja telah membuktikan, bahwa orang-orang Kristen berpedoman pada ajaran yang bersumber dari tradisi tulisan dan mengesampingkan tradisi lisan. Padahal Yesus atau para muridnya tidak pernah mencatat ajaran Yesus. Sedangkan tradisi tulisan berasal dari orang-orang yang tidak pernah menjadi murid Yesus. Tragedi ini menunjukkan, ajaran Yesus begitu cepat lenyap disebabkan kekacauan isi ajaran yang berkembang sampai penghujung abad ketiga Masehi.

Lucius merevisi Septuaginta, yakni naskah Alkitab berbahasa Yunani. Dia membunag sekian banyak perubahan-perubahan yang disisipkan ke dalam Alkitab, ketika disalin ke dalam bahasa Yunani. Dia berkeyakinan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, melainkan hamba Allah. Karena tetap mempertahankan keyakinan seperti itu, maka dia ditangkap dan disiksa sampai mati pada tahun 312 M.

ARIUS (925- – 336 M)

Kehidupan Arius sangat erat kaitannya dengan Constantin, kaisar imperium Romawi. Sehingga kita tidak bisa memahami sejarah kehidupan salah satunya, tanpa memahami orang satunya lagi. Kisah Constantin menaruh perhatiannya kepada gereja berawal dari kekhawatirannya terhadap kedudukannya di Roma. Kaisar ini merasa cemburu terhadap putra mahkota bernama Crispus. Putra ini sangat termashur, karena posturnya yang menawan dan sikapnya yang ramah, disertai keberaniannya di medan pertempuran. Agar namanya tetap bertahan sebagai figure kaisar Romawi, dan tidak tenggelam oleh ketenaran nama putra mahkotanya, maka Constantin membunuh Crispus. Kematiannya menimbulkan duka rakyat Romawi. Dibalik pembunuhan itu, ada berita bahwa ibu tiri putra mahkota itu menginginkan putra kandungnya sendiri yang akan menjadi kaisar, sehingga dia berniat untuk menghabisi Crispus. Akhirnya Constantin menjatuhi hukuman mati kepada ibu tiri itu dengan membenamkannya ke dalam air mendidih. Para pendukung permaisuri yang mati itu bergabung dengan para pecinta putra mahkota menuntut atas kematian kedua orang itu. Constantin dalam posisi tersudut dan meminta bantuanpendeta kuil Yupiter di Roma. Tetapi para pendeta itu mengatakan, tidak ada kebaktian atau korban yang bisa menghapus dosa pembunuhan yang telah dilakukannya. Suasana yang tegang di Roma membikin dia tidak tentram, sehingga Constantin pergi ke Bizantium.

Setelah tiba di sana, dia mengubah nama kota di pinggir selat Bosporus itu sesuai dengan namanya, Constantinopel. Di tempat baru itulah dia melihat perkembangan gereja Paulus sangat menakjubkan. Constantin mendapat pelajaran, bahwa bila dia mau bertobat dan mengakui dosanya di Gereja, maka dosa itu akan diampuni. Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk membersihkan nama dan tangannya yang telah dikotori lumuran darah dua pembunuhan dan keputusan-keputusan jahat selama dia berkuasa. Setelah merasa terbebas dari beban dosa, dia pun mencurahkan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh imperiumnya. Dia melihat adanya kemungkinan memperalat gereja untuk meraih tujuannya dan menunjukkan loyalitasnya, dengan cara memberi kebebasan kepada Gereja untuk berkembang, yang sebelumnya telah ditindas dan dibinasakan oleh Kaisar Diolektianus (284 ? 305 M). Berkat dukungan Constantin inilah perkembangan gereja semakin kuat dan pesat. Sebaliknya dia mendapatkan keuntungan yang besar, karena wilayah sekitar Laut Tengah dipenuhi oleh Gereja, yang pemeluknya dapat dipergunakan untuk mendukungnya di medan perang. Bantuan pendeta merupakan factor yang sangat penting untuk menyatukan Eropa dan Timur Tengah di bawah kekuasaan Constantin. Karena rasa terima kasih kepada Gereja disatu sisi, dan ingin menyudutkan para pendeta kuil Yupiter di Roma yang tidak mau membantunya, pada sisi lainnya, dia mengajak Uskup Roma untuk membangun greja yang besar dan megah di kota Roma. Dari posisi terjepit di kota itu, agama Kristen kemudia diberi fasilitas-fasilitas yang luar biasa oleh Constantin. Di samping itu dia membiayai pembangunan gereja yang besar dan megah di bukit Zion, Yerusalem.

Walaupun dia telah memberikan bantuan besar dan masuk agama Kristen, tetapi dia belum pernah dibaptis, sebab pengaruh agama Paganisme yang menyembah dewa Yupiter dan dewa-dewi lainnya masih sangat dominan. Oleh karena itu Constantin bersikap menjaga keseimbangan, yang kadangkala dia menampakkan diri seakan-akan sebagai pemuja dewa itu. Sikap seperti itu berlangsung cukup lama sampai meledaknya pertentangan di tubuh Kristen, antara sekte Pauline Church (Gereja Paulus) yang bertuhan Trinitas dengan sekte Apostolic Church (Gereja Rasuli) yang menganut paham Unitarian.

Tokoh terkemuka sekte Unitarian waktu itu adalah Arius, salah seorang Dewan Gereja yang sangat terkenal dalam sejarah dunia Kristen. Dia lahir di Libya dan belajar di perguruan Antiokia yang dinina oleh Lucius. Ia merupakankekuatan baru bagi gereja rasuli yang menghidupkan dan mempertahankan ajaran Yesus yang murni, dengan semboyan ; ?Ikutilah Yesus menurut yang diajarkan olehnya?, serta menentang ajaran-ajaran Kristen yang diciptakan oleh Paulus. Keagungan nama Arius pada masa itu dapat dilihat dari namanya yang sampai sekarang disinonimkan dengan sekte Unitarianisme, yakni aliran yang meyakini bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, dan Yesus adalah hamba dan utusan Allah.

Gereja Paulus menerima pukulan telak ari pihak Arius. Mereka mengakui, Arius bukan hanya seorang ahli perencana saja, melainkan juga sebagai orang yang jujur dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela. Pada saat Tradisi Lisan (oral tradition) ? yang mempertahankan ajaran Yesus ? mulai lumpuh, dibarengi dengan pemahaman Tradisi Tulisan semakin menyimpang jauh, maka arius tampil dengan segala keberanian dan kegigihannya mempertahankan ajaran Yesus yang telah disampaikan oleh para muridnya secara murni, serta menentang persekutuan pihak gereja dengan kaisar Constantin.

Arius adalah murid Lucian yang paling keras mengecam gereja Paulus. Oleh karena dia selalu diincar pembunuhan oleh aliran Trinitas. Arius menyadari akan bahaya yang mengancamjiwanya. Walaupun riwayat hidup masa mudanya tidak begitu jelas, tetapi dia tercatat menjadi tokoh gereja Becaulis Iskandariah.

Sampai pada masa Konsili Nicea tahun 325 M, perbedaan keyakinan di kalangan Kristen sangat beragam. Karena kepercayaan di kalangan Kristen sangat beragam. Karena kepercayaan berdasarkan kemauan dan pilihan masing-masing individu. Sebelum gereja mendapatkan kebebasan dari imperium Romawi, perbedaan keyakinan itu menimbulkan pertentangan sengit, yang pada akhirnya mengakibatkan pertikaian antar kelompok Kristen. Bahkan sering terjadi penangkapan, penyiksaan, malah pembunuhan gelap.

Ketika Constantin menjalin aliansi dengan gereja, terjadilah perubahan dramatis. Meskipun waktu itu Constantin masih menjabat kepala negara yang penduduknya mayoritas menganut Paganisme, tetapi secara terbuka memberi bantuan kepada gereja, yang pada masa itu mungkin perbedaan antara Pauline Church dengan Apostolic Church belum begitu tajam. Dengan demikian, agama Kristen memperoleh kedudukan baru di bawah naungan kaisar Romawi. Bagi kebanyakan orang, perkembangan Kristen seperti ini menimbulkan masalah politik. Sebagian orang yang dulunya menentang agama itu, berbalik mendukungnya karena mendapat tekanan dari pemerintah. Oleh karena itu mereka memeluk agama Kristen bukan karena panggilan hati nuraninya, melainkan karena tujuan-tujuan tertentu. Perubahan situasi itu sangat menguntungkanpihak Kristen. Gereja Paulus dan Gereja Rasuli masing-masing berkembang pesat ke seluruh wilayah imperium Romawi, mengakibatkan pertentangan kedua sekte itu semakin tajam di setiap daerah.

Constantin yang pada waktu itu masih belum memahami agama Kristen, hanya ingin mendapatkan keuntungan politis bila tercipta kesatuan gereja yang tunduk padanya, dan berpusat di Roma, bukan Yerusalem. Ketika para jemaat gereja Rasuli (Apostolic Church) menolak untuk memenuhi keinginan kaisar itu, Constantin berusaha melakukan tekanan-tekanan terhadap mereka. Tetapi setiap tekanan itu tidak mendatangkan hasil yang diharapkan. Para jemaat gereja Rasuli yang menganut faham Unitarian itu tetap menolak untuk tunduk kepada Uskup Roma.

Pertentangan semakin tajam mengenai pokok-pokok keyakinan di dalam agama Kristen. Sementara itu doktrin Trinitas telah diterima sepenuhnya oleh pihak-pihak tertentu dalam dunia Kristen. Sedangkan pihak Donatus, Melitus, terutama Arius menentang doktrin tersebut. Setelah lebi dari dua abad, doktrin itu menjadi bahan perdebatan, tidak ada pihak yang bisa memberikan penjelasan dan penafsiran yang memuaskan. Karena banyak fihak yang menentangnya, semakin banyak membutuhkan penjelasan dan difinisi dogma itu. Pihak gereja harus memberikan difinisi tentang kodrat kemanusiaan dan kodrat ketuhanan Yesus. Serta memberikan penjelasan mengenai hubungan oknum yang satu dengan oknum lainnya dalam Trinitas. Gereja harus menunjukkan difinisi yang akurat mengenai hubungan ketuhanan Yesus dengan perawan Maria, ibunya. Karena setiap orang Kristen selalu dihadapkan pada sekian banyak problem dogma Trinitas, maka surat pertanyaan yang dikirim kepada pihak Paus di Roma semakin menggunung.

Surat jawaban dari Paus ternyata tidak bisa memberikan kepuasan bagi semua pihak. Arius tampil mengajukan tantangannya kepada pihak Paus untuk memberikan difinisi yang logis dan rasional mengenai doktrin Trinitas. Arius sendiri memberikan penjelasan sebagai berikut :
?Jika Yesus itu sebagai anak Tuhan, berarti Bapa (Allah) harus ada terlebih dahulu dari pada Yesus. Justru sebelum ada anak (Yesus), harus ada jarak waktu. Dalam jarak waktu itu sang anak belum ada. Dengan demikian sudah pasti, bahwa anak (Yesus) itu dicipta oleh Allah dari esensi yang sebelumnya tidak ada. Oleh karena itu Yesus tidak sama dengan Bapa (Allah)?.

Kalangan gereja Trinitas merasa terjungkal. Patriarch Alexander mengundang dewan gereja untuk mempersoalkan pendapat Arius itu. Sekitar seratus uskup dari Mesir dan Libya menghadiri undangan itu untuk meminta pertanggung jawaban dari Arius. Untuk mempertahankan keyakinannya, Arius mengajukan argumentasi yang tidak bisa dibantah sebagai berikut :
?Ada suatu tempo, yang di dalam tempo waktu itu Yesus belum ada, sedang Allah bersifat Maha Dulu dan Maha Abadi. Karena Yesus adalah makhluk Allah, maka dia bersifat fana (tidak kekal), dan sudah tentu tidak memiliki sifat abadi. Karena Yesus itu makhluk, maka dia termasuk obyek bagi perubahan seperti makhluk berakal lainnya. Karena hanya Allah saja yang tidak berubah, maka Yesus bukanlah oknum Tuhan?

Disamping menggunakan logika, dia pun mengukuhkan argumentasinya dengan mengutip ayat-ayat Alkitab untuk membantah doktrin Trinistas seperti :
?Jika Yesus sendiri telah mengatakan : ?Bapa lebih besar dari pada aku? (Matius 14:28), bagaimana kita bisa percaya bahwa Allah dan Yesus itu sama?. Kepercayaan seperti itu sangat bertentangan dengan sabda Yesus sendiri di dalam kitab suci?

Pendapat Arius ini tidak bisa dibantah oleh semua uskup yang hadir pada siding itu. Tetapi Patriarch Alexander, dengan menggunakan kekuatan jabatannya, menjatuhkan vonis ?Hukuman Pengucilan Gereja? terhadap Arius.

Dalam tradisi gereja, siapa yang mendapat hokum pengucilan itu, tumpahan darahnya menjadi halal. Dan pembunuhnya akan mendapatkan surga, karena telah berjasa membasmi pembawa ajaran sesat !!. Tetapi Arius mempunyai banyak pengikut yang pengaruhnya sangat luas, dan tidak dapat dianggap enteng oleh pihak gereja Trinitas, apalagi para uskup Wilayah Timur tidak membenarkan vonis Patriarch Alexander itu.

Pertentangan masalah keyakinan ini semakin memuncak. Alexander berada pada posisi yang terjepit, bahkan sangat kecewa karena para uskup wilayah timur mendukung Arius. Terutama Eusebius Nicomedia (mati 342 M) sahabat Arius yang sangat berpengaruh di istana Constantinopel, dan Eusebius Caesarea (260 ? 340 M) memberikan dukungan yang sangat besar kepada Arius. Dua orang ini dan Arius adalah murid Lucian. Pembunuhan gelap terhadap guru mereka, membuat hubungan ketiga murid itu semakin erat.

Sampai sekarang kita bisa melihat surat Arius yang dikirim kepada Eusebius Constantinopel, setelah dia dijatuhi vonis ?hukuman pengucilan? dari Alexander. Diantara surat itu berbunyi 😕 Kami dihukum karena menyatakan, Yesus itu mempunyai permulaan, sedangkan Allah tidak mempunyai permulaan?

Catatan mengenai pertentangan tajam waktu itu, sangat sedikit sekali yang bisa kita jumpai. Surat-surat yang masih selamat, menunjukkan, Arius tabah mempertahankan ajaran Yesus yang murni dan yang bebas dari perubahan, dan sama sekali tidak menghendaki perpecahan dalam Kristen. Sedangkan kumpulan surat-surat Alexander memperlihatkan, penggunaan bahasa yang tidak sopan terhadap Arius dan para pendukungnya. Diantara surat-surat itu Alexander pernah menulis sebagai berikut : ?Mereka sudah dikuasai iblis yang merasuk dalam diri mereka. Mereka adalah tukang sulap dan penipu yang cerdk merayu. Mereka kelompok penyamun yang hidup dalam persembunyian, yang siang malam mengutuki Kristus?mereka mendapatkan banyak pengikut dengan memperalat wanita tunasusila?

Surat yang bernada kasar itu membangkitkan kemarahan Eusebius. Beliau mengundang uskup-uskup wilayah timur untuk menjelaskan duduk persoalannya. Pertemuan para uskup itu menghasilkan keputusan untuk mengirim surat pada seluruh uskup wilayah timur dan barat, agar mendesak Patrirrch Alexander untuk mencabut hukuman yang dijatuhkan kepada Arius. Alexander mau mencabut vonisnya, asalkan Arius mau tunduk kepadanya. Syarat itu ditolak oleh Arius, dan ia pergi ke Palestina untuk membina jemaat Kristen di tempat iru. Alexander mengirimkan surat kecaman terhadap Arius dan Eusebius kepada seluruh pelayan-pelayan gereja Katolik. Alexander menuduh, Eusebius mendukung Arius bukan karena keyakinan yang dianut oleh Arius, melainkan disebabkan oleh kepentingan ambisius.

Kaisar Constantin melihat situasi dalam Kristen semakin memburuk. Dia terpaksa turun tangan dengan mengirimkan surat kepada kedua pihak. Kaisar itu sangat mengharapkan kesatuan pendapat dalam agama. Karena hal itu akan menjamin stabilitas daerah yang dikuasainya. Dia meminta keduanya melupakan masalah yang dipertentangkan.

Sementara itu terjadi persengketaan antara Constantin dengan saudara iparnya, Lucianus, yang menguasai wilayah Tracia. Dalam pertempuran tahun 324 M. Lucianus tewas. Karena dia termasuk pendukung Arius, kematiannya mengakibatkan posisi Arius mengalami kemunduran. Sekalipun Constantin memenangkan peperangan, tetapi dia tidak mampu membendung kerusuhan yang melanda beberapa wilayah Romawi. Kaisar tidak mempunyai jalan lain, kecuali dengan cara mengundang seluruh uskup untuk menyelesaikan persoalan rumit itu. Posisi dirinya yang masih menganut faham Paganisme, bisa menguntungkan dia, karena tidak termasuk pengikut salah satu sekte Kristen, dan bisa menjadi pemimpin sidang dan penengah yang tidak memihak. Constantin direstui oleh para uskup untuk menjadi pemimpin sidang, karena tidak ada pihak yang menyetujui sekte lain memimpin sidang itu. Sidang para uskup tahun 325 Masehi yang dipimpin oleh Constantin itu terkenal dengan sebutan Konsili Nicea.

Anggota siding gereja sedunia yang pertama kali kebanyakan terdiri dari para uskup yang masih lugu, jujur dan berpegang teguh pada keyakinan yang dianutnya. Di saat itulah secara mendadak mereka harus berhadapan dengan tokoh-tokoh yang menguasai filsafat Yunani. Sehingga mereka tidak bisa memahami ungkapan-ungkapan filosofis yang didengarnya. Sebaliknya, mereka kehilangan kemampuan untuk mengungkapkan pendapatnya, apalagi harus menghadapi argumentasi pihak lain yang berdasarkan logika. Oleh karena itu, mereka harus memilih salah satu dari dua pilihan, bertahan pada keyakinannya secara diam-diam, atau menyetujui apa saja yang diputuskan oleh pemimpin siding.

Wakil-wakil dari pihak gereja Paulus (Trinitas) yang mempertahankan Tiga Oknum, ternyata mereka mampu menunjukkan Dua Oknum, yakni Bapa Allah dan Anak (Yesus). Mereka tidak berdaya untuk mencari dalil dari Alkitab bahwa Roh Kudus itu adalah salah satu dari oknum Tuhan.

Para uskup murid Lucian seperti Arius, dengan mudah menyudutkan pihak gereja Paulus dari masalah satu ke persoalan yang lain dalam Trinitas. Pihak Unitarian mengakui, di dalam Alkitab, Yesus memanggil Allah dengan kata ?Bapa? dan menyebut dirinya dengan kata ?Anak?, tetapi mereka menunjukkan kepada lawannya mengenai sabda Yesus yang berbunyi : ?Dan janganlah kamu memanggil Bapa kepada seorang pun di dunia ini, karena satu saja Bapa kamu, yaitu yang ada di Sorga? (Matius 23:9)
Dengan demikian oknum anak itu bukan hanya satu, bukan Yesus saja, melainkan berjuta-juta manusia!!.

Pihak Trinitian tidak mampu mematahkan argumentasi pihak Unitarian, sebab kepercayaan terhadap doktrin Trinitas yang diyakini oleh mereka tidak berdasarkan pada kitab Injil. Dengan susah payah mereka berusaha ingin membuktikan bahwa Bibel telah menyatakan ?Yesus itu bayangan Allah yang Maha Benar?. Pihak Unitarian menjawab : ?Kita sebagai manusia adalah bayangan dan kemegahan Tuhan. Jika dikatakan bahwa bayangan Allah adalah Tuhan, berarti seluruh manusia itu adalah Tuhan !!!?

Perdebatan dalam siding semakin meruncing, dan semua pihak merasa pesimis terhadap hasil siding itu. Pada akhirnya masing-masing pihak saling mengharapkan dukungan kaisar yang memegang keputusan akhir. Constantia adik kaisar Constantin adalah penganut faham Unitarian, memberitahu Eusebius Nicodemia bahwa kaisar ingin mempersatukan gereja. Karena perpecahan akan membahayakan kekaisaran. Jika tidak tercapai persetujuan dan kesamaan keyakinan, mungkin kaisar akan kehilangan kesabaran dan menarik bantuannya kepada gereja, yang akan mengakibatkan keadaan Kristen lebih memprihatinkan dari pada sebelumnya.

Eusebius berunding dengan Arius bersama sahabat lainnya, dan mengambil kebulatan tekad untuk mempertahankan keyakinannya, serta menolak doktrik Trinitas yang mungkin akan mendapatkan suara mayoritas dalam Konsili Nicea itu.

Dukungan Constantin terhadap gereja Paulus akan menambah kekuasaan gereja, dan akan mampu mengakhiri gereja rasuli (Unitarian) di Afrika Utara dengan segala bentuk kekerasan. Untuk mendapatkan dukungan itu, gereja Paulus menyetujui perubahan-perubahan pada agama Kristen. Karena pemujaan kepada Dewa Matahari sudah menjadi tradisi bangsa Romawi pada waktu itu, dan kaisarnya dipandang sebagai perwujudan dari dewa matahari, maka gereja Paulus menyusun rumusan sebagai berikut:

1. Hari Minggu (hari Dewa Matahari) bangsa Romawi dijadikan hari Sabat bagi agama Kristen.
2. Hari kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember dijadikan hari kelahiran Yesus.
3. Lambang Dewa Matahari, Salib Sinar, dijadikan lambing agama Kristen.
4. Untuk menyatukan upacara ritual bagi Dewa Matahari dan Yesus, patung Dewa Matahari pada salib diganti dengan patung Yesus.

Kaisar merasa puas, karena jurang perbedaan antara agama Kristen dengan agama Pagan yang dianut oleh bangsa Romawi bisa diakhiri. Akhirnya Trinitas itu diterima dengan suara terbanyak sebagai keyakinan resmi dalam agama Kristen. Pengertian Keesaan Tuhan dalam bahasa Yesus telah berubah maknanya setelah disalin dalam bahasa filsafat Neo-Platonisme yang dikenal dengan Mystic Trinity. Setelah perubahan pengertian keesaan Tuhan diterima oleh suara terbanyak, langkah perumusan ajaran Kristen lkainnya semakin jauh menyimpang dari ajaran Yesus. Rumusan Credo Nicea yang dikenal sampai saat ini adalah rumusan yang ditanda tangani oleh peserta konsili itu, dengan mendapatkan dukungan kaisar Constantin.

Karena pihak Arius tidak mau mengakui keputusan konsili itu, maka diumumkan Anathema (kutukan) terhadap ajaran Arius, sebagai berikut :
?Bagi orang yang berkata : ?Ada jarak waktu dimana Yesus belum ada. Sebelum dilahirkan, Yesus tidak ada. Yesus diciptakan dari ynag tidak ada. Anak (Yesus) berbeda zatnya dengan Allah. Yesus adalah obyek perubahan?, maka Gereja Katolik menjatuhkan kutukan?

Setelah peserta konsili pulang ke daerahnya masing-masing, mereka terlibat kembali dalam perdebatan mengenai keputusan konsili itu. Pengikut Unitarian yang selalu menentang keputusan konsili itu ditangkapi, dan yang tak mau taubat untuk menerima doktrin Trinitas dijebloskan dan disiksa di penjara bawah tanah!!. Arius sendiri sejak tahun 325 M, telah dimasukkan ke dalam penjara bawah tabah di pulau kecil sekitar selat Bosporus. Walaupun begitu, perdebatan semakin meruncing di wilayah kekuasaan Romawi. Hanya Athanasius yang masih mematuhi keputusan tersebut, sedangkan para pendukungnya sendiri diliputi kebingungan menghadapi berbagai tantangan.

Sabinas uskup tertua di Thracia mengatakan, yang hadir dalam konsili Nicea itu adalah orang dungu yang bodoh. Keputusan Konsili itu hanya disahkan oleh orang-orang tolol yang tidak memiliki pengetahuan dalam masalah itu. Setelah konsili selesai, Patriarch Alexander mati tahun 328 M. Terjadilah perebutan jabatan keuskupan Iskandariah. Athanasius dipilih dan ditasbihkan menjadi uskup di daerah itu. Pemilihan itu menimbulkan kecaman keras, karena dilakukan dengan intimidasi dan tindakan kekerasan lainnya. Pengikut Arius mengadakan perlawanan terhadap Athanasius.

Cosntantina, saudara kaisar Constantin, menentang pembunuhan terhadap orang Kristen Unitarian, terutama menentang pembuangan Eusebius Nicomedia. Dia tetap mempertahankan bahwa Arius adalah pemimpin agama Kristen yang benar. Alkhirnya, Constantina berhasil membebaskan Eusebius agar kembali ke istana. Kembalinya Eusebius ini merupakan pukulan telak bagi kelompok Athanasius. Constantin semakin condong kepada Arius. Ketika mendapat laporan tentang kecaman masyarakat Kristen atas pemilihan Athanasius, dia memanggil uskup itu agar datang ke Constantinopel. Dengan berbagai alas an Athanasius tidak mau datang memenuhi panggilan itu. Pada tahun 335 M, ketika dilangsungkan konsili di kota Tyre untuk memperingati tiga puluh tahun pemerintahan kaisar Constantin, Athanasius diwajibkan untuk menghadirinya. Dalam konsili itu, dia dituduh telah melakukan kelaliman di wilayah keuskupannya. Karena suasana siding saat itu menyudutkan dirinya, maka dia segera keluar sebelum konsili menjatuhkan hukuman kutukan kepada dirinya. Para uskup kemudia melanjutkan siding di Yerusalem dan mengukuhkan kutukan terhadap Athanasius, serta menerima Arius kembali ke pangkuan gereja.

Constantin mengundang Arius dan Eusebius ke Constantinopel. Perdamaian antara Arius dan kaisar terjalin baik, dan para uskup menjatuhkan kutukan kepada Athanasius.

Arius diangkat menjadi Patriarch Constantinopel, tetapi jabatan itu tidak berlangsung lama, dia wafat secara mendadak pada tahun 336 M, karena makanannya diberi racun. Pihak gereja menganggapnya suatu keajaiban, tetapi pihak istana mencurigai peristiwa itu. Kaisar membentuk komisi untuk menyelidikinya. Athanasius terbukti sebagai otak pembunuhan tersebut dan dijatuhi kutukan !!.

Constantin yang perasaannya sangat terguncang atas kematian Arius itu, dibawah bimbingan Constantina, akhirnya dia memeluk agama Kristen Unitarian, dan dibaptis oleh Eusebius Nicomedia. Pada tahun 377 M, kaisar Romawi itu meninggal dunia dengan membawa keyakinan bahwa Allah satu-satunya Tuhan, dan Yesus adalah manusia biasa utusan Allah.

Arius memiliki peranan penting dalam sejarah Kristen. Bukan hanya karena jasanya yang berhasil menarik kaisar Constantin memeluk agama Kristen, tetapi juga karena mewakili orang-orang yang tabah mempertahankan ajaran Yesus yang murni. Di saat itu ajaran Yesus tercampu aduk dengan kepercayaan-kepercayaan pagan dan politeisme, sehingga ajaran Kristen yang asli dan yang palsu semakin kabur. Maka Arius dengan segala keberaniannya dan ketabahan hatinya, tampil mempertahankan kemurnian ajaran Yesus.

Pada hakikatnya agama samawi telah mengajarkan keesaan Tuhan. Tetapi perkembangan berikutnya telah menyeret pengikutnya ke dalam kemerosotan Tauhid yang mengakibatkan mereka melanggar batas-batas agama. Kondisi keimanan mereka semakin memburuk, yang pada akhirnya mereka terperosok dalam keyakinan Politeisme.

Kisah tersebut diatas semakin meyakinkan kita bahwa ajaran Islamlah yang tetap memegang teguh agama Tauhid, tiada Tuhan selain Allah yang layak disembah adapun Nabi-nabi mulai dari Adam?.Ibrahim ..Nuh Isa dan Muhammad adalah utusannya!!. Mereka diutus untuk menyampaikan risalahnya kepada umat manusia, agar manusia mengenal jalan lebar dan lurus yang ditunjukkanNya agar umat manusia mempunyai bekal yang cukup untuk kembali kepadaNya bila saatnya telah tiba. !!

Wallahu Alam Bisawab

Catatan :
1. Diterjemahkan dari buku Jesus A Prophet of Islam oleh Muhammad Ataur Rohim, Karachi, Pakistan 1981
2. Encypaedia Britannica 2002

sumber : http://forum-swaramuslim.net/

Trinitas”Bapa”, “Anak”, dan “Roh Kudus” = ajaran sesat

Perlu diketahui bahwa ketika Yesus diutus, wilayah Palestina itu di bawah
dominasi/koloni Kerajaan Romawi, yang di dalamnya juga banyak orang Yunani.
Nah, ketika Yesus disalib, berita penyalibannya itu menyebar ke seluruh penjuru
Timur Tengah hingga daratan Eropa (terutama Yunani). Banyak orang yang ingin
mengabadikan peristiwa tentang Yesus itu. Bukan sastrawan Yunani dan Romawi
saja, tetapi juga ada sastrawan dari Timur Tengah sendiri. Terbukti
ditemukannya 45 injil tentang Yesus (41 apokrif dan 4 kanonik). Hanya saja
waktu itu pengaruh kekuasaan Romawi begitu kuat, sehingga hanya 4 injil saja
yang diakui oleh Gereja Kristen Awal sebagai kanon Perjanjian Baru. Ke-4 injil
Kristen ini banyak mengutip ayat2nya dari Septuaginta  Perjanjian Lama
berbahasa Yunani, disamping gagasan2 pengarangnya sendiri, dan sudah terbukti
kebusukannya (Baca: Distorsi Kanonik Markus Matius Lukas dan Yohanes 

Dalam Perjanjian Baru banyak terdapat kata "Bapa", "Anak", dan "Roh Kudus".
Kata2 ini sebenarnya dikutip oleh para pengarangnya dari Septuaginta Perjanjian
Lama berbahasa Yunani, karena di Perjanjian Lama sendiri kata2 tersebut juga
banyak dijumpai. Hanya saja orang2 Yahudi tidak mempertuhankan manusia dan Roh
Kudus, tidak seperti Kristen yang lebih sesat itu. 

Adapun mengenai penuhanan terhadap Yesus dan Roh Kudus, yang tergabung dalam
konsep Trinitas, sesungguhnya merupakan karangan tokoh2 Gereja Kristen Awal
Kemudian yang dipelopori oleh Paulus Tarsus untuk menyesatkan umat manusia. Dan
gagasan tentang konsep Trinitas ini sesungguhnya merupakan adopsi dari ajaran2
Trinitas yang sangat populer pada saat itu, yaitu: 

1. Ajaran Trinitas di Mesir: Iziris, Auzuris, dan Huris. 

2. Ajaran Trinitas di India: Brahma, Wisynu, dan Syiwa. 

3. Ajaran Trinitas di Yunani: Zeus, Poseidon, dan Pedos. 

4. Ajaran Trinitas di Romawi: Jupiter, Nipton, dan Pluton. 

Jadi, injil2 yang ada dalam Alkitab sekarang itu jauh lebih banyak bohongnya
ketimbang apa yang sebenarnya dialami oleh Yesus/Nabi Isa as sendiri. Banyak
sekali pernyataan2 Yesus yang sebenarnya merupakan karangan dari sastrawan
Yunani dan Romawi tersebut.

Tahun 2007, Sekitar 12.000 Warga Belanda Telah Masuk Islam

Pada Tahun 2007,  Sekitar 12.000 Warga Belanda Telah Masuk Islam

Lebih dari 500 orang menghadiri konferensi tahunan “hari kembali Belanda” ke-3 yang diadakan di masjid besar Omar Al Farouk di kota Utreceht pada hari Ahad malam lalu (31/1).  Acara ini diselenggarakan oleh yayasan OntdekIslam dan Platform Nasional Belanda untuk Muslim baru (LPNM).

Waleed Duisters, ketua LPNM kepada Kuwait News Agency (Kuna) menyatakan bahwa angka yang dikeluarkan pada tahun 2007 menunjukkan ada 12.000 orang Belanda yang memeluk agama Islam, dan menambahkan bahwa mungkin masih banyak lagi.

Dia menjelaskan bahwa sangat sulit untuk memberikan angka yang tepat dari orang Belanda yang memeluk agama Islam karena di Belanda tidak ada pendaftaran orang yang berdasarkan agama. “Kami mempunyai banyak anggota yang merupakan warga Belanda yang memeluk agama Islam, sehingga tujuan konferensi ini adalah mencoba membantu mereka untuk menemukan jalan terbaik di dalam masyarakat Islam khususnya dan masyarakat Belanda secara umum,” kata Dusiters yang dirinya telah masuk Islam sepuluh tahun yang lalu.

Dia mencatat bahwa kadang-kadang menjadi mualaf baru akan menghadapi banyak masalah dengan keluarga mereka dan masyarakat Islam Belanda tidak tahu bagaimana menangani para mualaf baru tersebut.

“Dalam masyarakat Belanda ada orang-orang yang skeptis terhadap Islam dan kadang-kadang kita punya kasus para mualaf baru banyak yang menghadapi masalah besar dengan keluarga mereka. Kami ingin membantu mereka untuk menjalani hidup tanpa masalah,” kata Duisters.

Pertemuan besar warga Belanda yang masuk Islam dengan umat Islam dari Turki, dunia Arab dan Suriname, di isi dengan mendengarkan ceramah oleh pembicara internasional yang terkenal seperti Hussein Ye dari Malaysia dan Pierre Vogel dari Jerman – dikombinasikan dengan pembicara anak-anak muda Belanda yaitu Ali al Khattab dan Elsa van de Loo yang juga merupakan perwakilan pemuda Belanda untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tujuh warga Belanda termasuk tiga wanita masuk Islam selama konferensi berlangsung pada hari Ahad lalu (31/1).

Duisters berkata: “Islam memperkaya hidup saya. Sekarang saya punya kehidupan yang stabil. Saya tahu apa yang harus saya ajarkan kepada anak-anak saya untuk menjadi Muslim yang baik tetapi juga menjadi warga negara Belanda yang baik.”

Dia mencatat bahwa jumlah umat Islam di Eropa tumbuh dengan pesat. Banyak orang yang masuk Islam karena mereka banyak mendengar tentang Islam sehingga mereka ingin tahu tentang Islam dan mulai membaca Quran dan Hadits.

Tapi ia juga menyalahkan umat Islam, karena tidak melakukan penjelasan yang cukup untuk menjelaskan Islam.

“Kaum Muslimin di Belanda punya banyak kesempatan untuk memberikan gambaran yang baik tentang Islam tetapi sebagian besar waktu mereka gagal,” keluhnya.

“Ada juga masalah lain yaitu umat Muslim yang tidak bisa terintegrasi ke dalam masyarakat Belanda,” katanya.

“Kita harus hidup sebagai Muslim di Belanda tetapi juga bagian dari masyarakat Belanda. Kita jangan menjadi kelompok yang aneh. Kami menyarankan umat Islam untuk terlibat dalam kehidupan masyarakat Belanda,” katanya.

Marck Reuvers, yang bertanggung jawab terhadap media pada konferensi tersebut dan dirinya sendiri seorang jurnalis, mengatakan kepada Kuna bahwa “ini adalah hari yang sangat istimewa. Hal inilah yang disebut mengubah hari di Belanda.”

“Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menunjukkan bahwa warga Belanda yang memeluk agama Islam juga merupakan bagian dari umat yang lebih besar,” kata Reuvers yang masuk Islam pada tahun 2007. ”

Saya sedang mencari sesuatu yang membuat hidup saya lebih bermakna. Setelah menjadi seorang Muslim saya memiliki tujuan dalam hidup. Saya merasa sangat bahagia dan nyaman, “katanya.

Abdel Karim masuk Islam pada tahun 2008 dan saat ini dirinya sedang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pekerja sosial.

“Saya butuh Tuhan dalam hidupku. Saya suka cerita tentang nabi Ibrahim, Musa, Yesus, tapi saya tidak menyukai foto di dalam Gereja dengan Tuhan berkulit putih,” katanya.

“Tapi saya sangat mengasihi Yesus dan saya juga sangat mencintai Musa dan saya menyayangi mereka dalam Islam. Aturan dalam Islam jauh lebih murni. Tidak ada rasisme dalam Islam,” kata anak muda muslim Belanda berjenggot ini kepada kuna.

Dia mengatakan orang harus melakukan memberikan banyak penjelasan kepada masyarakat Belanda setelah mereka masuk Islam. “Anda berhenti minum minuman keras, Anda berhenti merokok, Anda berhenti berbicara berghibah. Jadi orang-orang di sekitar anda akan bertanya mengapa Anda tidak minum, kenapa Anda memiliki jenggot”, katanya.

Van der Putten Malleen juga seorang jurnalis yang bekerja untuk sebuah siaran Islam Belanda memiliki cerita yang unik dari masuk Islam dirinya. Dia masuk Islam enam tahun lalu. Van der Putten mengatakan “suatu hari ia berkata beberapa hal buruk untuk seorang Muslim. Kemudian dia berkata pada dirinya sendiri mengapa saya berkata hal-hal buruk tentang Islam sedangkan saya tidak tahu apa-apa tentang Islam.”

Dia akhirnya pergi ke sebuah toko dan membeli beberapa buku Islam, membaca dan membaca sehingga kemudian secara bertahap ia masuk Islam.

Dia mengatakan umat Islam seharusnya berbicara dengan banyak orang, berbicara dengan tetangga untuk menjelaskan Islam yang benar dan harus ada lebih banyak interaksi dengan orang lain.

Elsa van de Loo, wakil pemuda dari Belanda di Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan kepada Kuna bahwa dia masuk Islam satu setengah tahun yang lalu.

Ayahnya dari Belanda dan ibunya dari Republik Dominika.

“Saya dibesarkan sebagai seorang Katolik namun tidak mempraktikkan agama kristen,” katanya.

Namun kemudian saya mulai membaca Quran dalam bahasa Belanda.

“Pada awalnya sulit bagi saya untuk memahami dan saya tidak tahu banyak umat Islam yang akan menjelaskan kepada saya. Kemudian pada suatu hari saya bertemu dengan seorang gadis Muslim asal Maroko yang mulai menjelaskan Al-Quran dan Islam,” katanya.

“Banyak hal yang sedang saya cari jawabannya, saya temukan hal itu dalam Islam.

Saya merasa sangat baik .. Islam memberi saya kedamaian. Di masa lalu saya selalu gelisah saya tidak tahu Apa yang harus saya lakukan dalam hidup. kemana saya akan pergi. Sekarang saya punya jawabannya, “katanya kepada kuna.

Dia mengatakan dia tidak pernah menghadapi masalah dengan pemerintah Belanda karena memakai Hijab tetapi beberapa kritikus mengatakan bagaimana dirinya bisa mewakili Belanda di PBB dengan mengenakan Hijab.

“Saya memberitahu mereka bahwa pekerjaan saya terpisah dari agama saya. Ketika saya dalam pekerjaan saya, saya mewakili semua orang di Belanda ,” kata Elsa van de Loo.(fq/kuna)

ISLAMNYA Pendeta Kristen Yahya Yopie Waloni mantan Rektor yang UKI Papua

Dr M Yahya Waloni Menemukan Kebenaran dalam Islam

Sebagai pakar teologi, Pendeta Yahya Yopie Waloni sangat mengetahui teori-teori yang ada dalam agama Islam. Meskipun masih beragama Kristen, Yahya memandang teori apa pun yang ada di Islam sangat benar. Islam pun, mampu menceritakan peradaban dunia dari yang lalu sampai sekarang. Bahkan, agama Kristen diceritakan pula dalam Islam.

Namun, menurut pria kelahiran Manado tahun 1970 ini, yang paling membuatnya tunduk patuh hingga memutuskan untuk masuk Islam pada Oktober 2006 adalah Islam menunjuk satu individu yang sangat tepat untuk menyebarkan ajarannya. “Ada satu individu yang membuat saya tunduk dan patuh, dia buta huruf tapi bisa menyusun Alquran secara sistematis,” ujar pria yang mengganti namanya menjadi M Yahya Waloni setelah memeluk agama Islam itu kepada Republika.

Menurut suami dari Lusiana (33) yang mengganti namanya menjadi Mutmainnah setelah memeluk Islam itu, dirinya masuk agama islam karena dari sistematika teori Islam sudah benar. Sebagai akamdemisi, kata dia, dirinya pun berpikir orang yang sudah memili teori benar saja bisa salah apalagi yang tidak memiliki teori yang benar. “Orang Islam yang sudah memiliki teori yang benar saja bisa salah apalagi yang tidak memiliki teori benar. Jadi, saya mengakui Islam secara teori dan spiritual,” ujar Yahya.

Ketertarikan Yahya untuk masuk Islam, kata dia, sebenarnya sudah ada sejak kecil, saat berumur sekitar 14 tahun. Pada usia itu, dirinya sudah ke masjd karena tertarik melihat banyak orang islam menggunakan pakaian seperti yang digambarkan di agamanya yaitu baju ikhram. Selain itu, dirinya pun sangat tertarik dengan gendang yang suka dimainkan di masjid-masjid.

“Saya hanya berani ke masjid satu kali saja karena ketahuan dan dipukul sampai babak belur oleh bapak saya. Kalau nekad ke masjid lagi, saya takut bapak saya yang seorang tentara akan menggantung saya,” ujar pria yang memiliki hobi bermain gendang ini.

Namun, sambung pria yang pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004 ini, dari sekian kejadian yang mendorongnya untuk memeluk Islam adalah pengalaman spiritual yang dialaminya. “Suatu hari, saya bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lama kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli,” ia memulai kisahnya.

Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut dengan waktu pertemuan yang sama yaitu pukul 09.45 Wita. “Kepada saya, si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Dia baik sekali dengan saya,” ujar bapak dari Silvana (8 tahun, kini bernama Nur Hidayah), Sarah (7 tahun, menjadi Siti Sarah), dan Zakaria (4 tahun) ini.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, kata Yahya, dirinya berdialog panjang soal Islam. Anehnya, kata dia, si penjual ikan yang mengaku tidak lulus sekolah dasar (SD) itu sangat mahir dalam menceritakan soal Islam. Ia makin tertarik pada Islam.

Namun, sejak saat itu, ia tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari dusun Doyan, desa Sandana, salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). “Saat saya datangi kampungnya, tidak ada satupun warganya yang menjual ikan dengan bersepeda,” tambahnya.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Karena dipengaruhi oleh pendeta dan saudara-saudaranya. “Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. Jadi, kita memutuskan untuk bercerai,” katanya.

Namun, sambung dia, tidak lama setelah itu, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita, ia bermimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara, dia di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. “Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” kata Yahya.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah sadar, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” ujarnya.

Setelah diceritakan ke istrinya, kata dia, istrinya semakin tidak percaya dan ingin bercerai dengan Yahya. Namun, beberapa jam kemudian, istrinya menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan. Akhirnya istri saya yang mengajak segera masuk Islam,” katanya.

Akhirnya, kata Yahya, bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah, Yahya dan istrinya mengucapkan dua kalimat syahadat. “Kekuatan saya, sekarang hanya shalat tahajud malam dan Dhuha pukul 08.00,” ujar mantan Rektor yang UKI Papua ini.

Sumber : http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=331677&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=376

Profesor Austria Temukan Islam

Aminah Islam : Melalui Seorang Juru Masak, Profesor Austria Temukan Islam
http://fsialkaun.files.wordpress.com/2008/09/masjid.jpeg

Ia dibesarkan dengan cara Kristen konservatif. Kedua orangtuanya penganut Kristen Protestan taat. Namun ia mengenal Islam melalui seorang juru masa restoran

Lahir di Austria, namun dibesarkan di Jerman. Keluarganya adalah penganut Kristen Protestan yang taat. Namun beranjak dewasa mulai ragu dengan dogma-dogma dalam ajaran agamanya yang dianggap tidak rasional. Pencarian kebenaran pun dimulai. Pada usia 16 tahun kembali ke Austria dan meneruskan studi lanjutnya di Salzburg University hingga meraih gelar doktor ilmu Biologi.

Selanjutnya diterima sebagai dosen dan peneliti di almamaternya. Hingga, dalam sebuah perjalanan ke Mesir, ia menemukan hidayah melalui perantaraan seorang juru masak hotel yang kemudian jadi suaminya. Itulah dia Prof. Dr. Aminah Islam (54), Guru Besar Ilmu Biologi pada Universitas Salzburg yang memeluk Islam Ramadhan 2004 silam. Wanita yang malu difoto karena belum berjilbab itu menceritakan kisah perjalanan spiritualnya di situs Islam terkemuka www.readingislam.com .

“Saya lahir di Linz, Austria tahun 1953. Namun menghabiskan masa kecil di Muenchen, Jerman hingga akhirnya pindah ke Salzburg, Austria kala berusia 16 tahun,” ujar Prof. Aminah di awal tulisannya. Dikatakannya, ia dibesarkan dengan cara Kristen konservatif. Kedua orangtuanya penganut Kristen Protestan yang taat. Keluarganya juga mengajarkan pendidikan etika dan moral.

Semasa remaja Aminah tidak mengikuti aktifitas di gereja Protestan. Alhasil, orangtuanya lalu memintanya untuk aktif di gereja Evangelis dan segera menjadi anggota aktif serta menjadi ketua salah satu kelompok pelajar. Ia belajar Bibel dan yakin dengan dogma bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Demikian juga ia yakini Yesus mati disalib guna menebus dosa-dosa pengikutnya.

Pada mulanya ia jalani semua itu tanpa ada penolakan. Namun beberapa tahun kemudian, masih di komunitas yang sama, hati kecilnya mulai menolak hingga keluar dari perkumpulan itu karena bertentangan dengan rasionalnya. Secara berulangkali ia mengatakan bahwa Tuhan masih misterius baginya. Kala itu ia mulai ragu Yesus sebagai Tuhan. Sejak itula ia mulai mencari kebenaran hidup.

Aminah menyelesaikan sekolah menengahnya di kota Salzburg. Selanjutnya, di kota kelahiran komponis kenamaan Mozart itu ia meneruskan pendidikan tinggi di Universitas Salzburg dan mengambil jurusan Biologi. Belajar sembari bekerja sampingan (part time) di universitas tempatnya belajar pun dilakoni.

Setelah menyelesaikan program doktor, Aminah kemudian menikah dan prosesinya berlangsung di gereja. Dari permenikahan itu ia memiliki dua orang anak. Namun kebahagiaannya tak berlangsung lama. Karena alasan tak ada keharmonisan kemudian cerai. Sejak saat itu ia sudah mulai meninggalkan gereja.

Diterima menjadi dosen
Aminah mencoba melamar kerja karena ia sendirian mengasuh anak-anak. “Alhamdulillah saya dapat pekerjaan bagus di Universitas Salzburg sebagai staf pengajar dan peneliti di bidang Biologi,” ujarnya mengenang.

Kemudian ia memutuskan menikah untuk kedua kalinya. Ketika itu ia juga masih dalam proses mencari kebenaran. Namun pernikahan kedua itu juga bak bencana dan akhirnya cerai lagi. Mirip dengan kasus pertama.

“Waktu itu suami yang kedua itu mengambil keuntungan dari pekerjaan saya sebagai dosen. Sementara ia hanya santai saja tanpa ada upaya untuk mencari dukungan financial lainnya. Sakitnya lagi, ia bahkan tidak peduli terhadap anak-anak,” tukasnya lagi. Syukurnya saat cerai yang kedua itu Aminah sudah meraih posisi sebagai profesor dan memegang tanggungjawab penuh pekerjaan di kampus.

“Namun saya merasa belum mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Pekerjaan pun dobel dan bahkan melebihi kapasitas. Ya mengajar, mengasuh anak-anak, mengurus rumah. Hingga saya kelelahan fisik dan psikis sampai akhirnya mengalami depresi berkepanjangan. Namun saya masih bisa bertahan, itu karena anak-anak,” akunya.

Selepas perceraian kedua, Aminah mengaku hidup bersama tanpa nikah dengan seorang pria yang usianya lebih muda 9 tahun dengannya. Hidup bersama tanpa nikah adalah hal lazim di dunia Barat.

“Hanya sebentar, kemudian saya ditinggalkan lagi. Sejak itu saya mulai lagi mengatur hidup sebagai wanita single, tanpa berharap akan ada pria lagi yang datang. Saya pikir untuk apa lagi. Saya sudah punya kerja, anak-anak sudah besar, punya apartemen nyaman, mobil, bisa menyalurkan hobi seperti mendaki gunung, main ski. Sudah bisa berdiri sendiri di atas kedua kaki. Saya sudah tidak punya kerinduan asmara lagi,” imbuhnya lagi. Namun ia mengaku masih belum puas untuk terus mencari kebenaran dalam hidup.

Berkenalan dengan Islam
“Pengetahuan tentang Islam sangatlah minim. Masa itu yang saya tahu –melalui media- Islam agama yang tidak simpatik,” ujarnya. Kala itu ia mengaku tidak pernah mendapatkan kontak dengan Islam secara langsung dan juga tidak ingin bersentuhan dengan orang-orang dari agama yang waktu itu disebutnya sebagai agama suka perang.

Sampai akhirnya situasi berubah secara tak terduga. Ceritanya, September 2002 ia bersama koleganya berencana menghabiskan liburan selama sepekan.

“Kami booking penerbangan pas detik-detik akhir. Syukurlah akhirnya dapat tawaran murah ke Mesir. Saya memang lagi ingin rilek, mengatur irama hidup kembali selepas lelah bekerja, dan berharap menemukan kebenaran yang kucari. Jujur saja, tidak ada lagi keinginan untuk menemukan pria idaman sebagai suami,” ujarnya seraya melanjutkan kisahnya.

“Kala itu, persis di sore pertama kami di hotel saya pergi ke restoran untuk makan malam. Eh entah bagaimana saya bertemu pandang dengan seorang pria yang terakhir saya ketahui bernama Walid. Ia juru masak di hotel itu. Kala mata kami bertemu, hati saya bergetar aneh. Ah saya jatuh cinta lagi!. Walid menceritakan, selepas menjadi suami saya, bahwa ia juga mengalami hal yang sama pada pandangan pertama itu,” kisah Aminah lagi.

Setelah kejadian itu hampir dua hari mereka tidak bertemu sampai kemudian Walid menulis sepucuk surat. Isi surat pertamanya itu Walid langsung mengajak Aminah untuk nikah.

“Liburan tinggal beberapa hari lagi dan saya merasakan hati seperti berat meninggalkan tempat itu. Akhirnya saya kembali ke Austria tanpa ada nomor kontak Walid yang dapat dihubungi. Namun dengan segera aku berpikir realistis bahwa ada pembatas yang sangat dalam diantara kami (umur, budaya, agama, pendidikan dan bahasa),” kilahnya. Namun hati tidak bisa ditipu. Akhirnya ia kembali ke Mesir dua bulan kemudian untuk mendapatkan cintanya lagi. Hanya saja masalah terbesar kala itu adalah sulitnya komunikasi karena faktor bahasa.

“Nampaknya Allah memang mengatur semua ini. Allah seakan mulai memperlihatkan jalan dalam hidupku. Beberapa hari selepas kembali ke Austria dari Mesir, seorang wanita datang dari Mesir dan bekerja sebagai peneliti tamu di institut kami selama satu tahun. Dua minggu kemudian saya pun mulai ikut kursus bahasa Arab di kampus yang ditawarkan oleh seorang profesor dari Mesir. Mereka juga mengajarkan banyak hal tentang Islam dan budayanya. Bahasa Arab adalah sebagai upaya untuk mempermudah komunikasi dengan Walid,” tuturnya mengenang. Karena tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Islam, ia membeli banyak buku dan sebuah terjemahan Al-Quran dalam bahasa Jerman.

Menikah diam-diam
Pada kunjungan kedua kalinya ke Mesir Aminah berkunjung ke keluarga Walid. Ia mengaku terkesan dengan Walid yang sangat ulet dan berasal dari sebuah keluarga besar yang bermata pencaharian sebagai petani. Keluarganya memegang teguh ajaran Islam.

“Saya diajak bertemu keluarga besarnya itu. Sore pertama di sana, akhirnya kami sepakat untuk menikah secara Islam. Hanya melalui bantuan penghulu setempat di desa itu. Kesannya kami menikah secara diam-diam. Semata-mata untuk menghindari kemaksiatan. Walid sangat komit dengan ajaran agamanya, bahwa laki-laki dan perempuan yang belum ada ikatan pernikahan haram melakukan hubungan yang dilarang agama.”

Setelah perjalanan kali kedua itu, Aminah sempat ke Mesir beberapa kali hingga akhirnya kami bisa menikah secara resmi di Kairo.

“Saya sungguh sangat bahagia waktu itu. kami pun segera mengurus visa Walid untuk memperoleh ijin berkunjung ke luar negeri. Akhirnya Walid bisa ke Austria persis setahun selepas pertemuan pertama kami di hotel,” kenangnya.

Aminah secara perlahan mulai belajar banyak hal tentang Islam, baik melalui buku-buku maupun dengan bantuan rekan-rekan muslim di Austria. Ada hal menarik, yakni tanpa disangka ia diminta oleh Cairo University untuk menjadi penguji tesis salah seorang mahasiswa di sana. Nah dari beberapa kali kunjungan akademik itulah ia akrab dengan salah satu Muslimah Mesir yang kemudian jadi tempatnya bertanya hal Islam. Ia mengaku kagum dengan kebanyakan muslim termasuk kaum mudanya yang terbuka dan sangat respek jika bicara tentang Allah dan Islam.

Segera selepas kedatangan suaminya ke Austria, merekapun mengadakan kontak dengan mesjid yang ada di kota Salzburg. Ia menerima hadiah beberapa buku. Salah satu yang sangat berkesan adalah buku “Bible, Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam” karangan Maurice Bucaille, ilmuwan Perancis. Buku itu sangat sesuai dengan aktivitas yang ia tekuni saat ini. Ia baru tahu, semua pernyataan ilmiah yang ada dalam Quran ternyata sangat sesuai dengan hasil-hasil penelitian terkini. Matanya makin terbuka.

“Al-Quran ternyata tidak hanya menjelaskan tentang Tuhan dan dunia, tapi juga semua pernyataan di dalamnya, semisal ilmu-ilmu alam, tidak kontradiksi dengan kenyataan,” ujarnya. Bagi Prof Aminah yang seorang saintis ilmu alam, tentu saja penjelasan

Al-Quran makin membuatnya mantap untuk mempelajari Islam. “Semakin jelas, Islam bukanlah agama baru, tapi justru agama yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya, misal Yahudi dan Nasrani. Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir, yang oleh agama lain tidak diakui, adalah pembawa risalah, pembawa kebenaran yang berasal dari Allah. Tak ada yang disangsikan, Al-Quran adalah perkataan Allah dan Muhammad utusannya! Jika ini merupakan kebenaran dan saya yakin atas itu, maka saya harus menerima dan menjalankan semua isi Al-Quran,” tegasnya.

Mengucap dua kalimah syahadah
Persis memasuki Ramadhan 2004, Walid menanyakan dengan bijak akankah Aminah melakukan langkah terakhir dalam pencariannya (memeluk Islam).

“Tak ada keraguan sama sekali. Saya bahkan menginginkan agar prosesi itu dilaksanakan di rumah kami dengan mengundang beberapa saudara terdekat, Muslim dan Muslimah. Alhamdulillah, Ramadhan tahun 2004 saya mengukir sejarah hidup, bersyahadah disaksikan suami, anak-anak dan beberapa rekan-rekan kami. Sungguh, saya sangat bahagia. Bahagia sekali bisa menjadi bagian dari umat Islam,” kenangnya.

Mulai saat itu Prof. Fatimah berupaya untuk meningkatkan keyakinan dan ketaqwaannya kepada Allah, demikian juga pengetahuannya tentang Islam. Dan, berusaha sebaik mungkin melaksanakan ajarannya. Shalat misalnya, ternyata jauh-jauh hari ia telah belajar bagaimana menunaikan salah satu tiang agama Islam itu. Juga ia mulai berpuasa di bulan Ramadhan.

Di akhir penuturannya, ia mengakui masih ada dua masalah yang tersisa. Pertama, ia masih ragu memberitahukan hal keislamannya itu kepada kedua orangtuanya.

“Meskipun mereka telah tahu pendapat saya tentang Islam, tapi saya belum bisa beritahu bahwa saya sudah masuk Islam. Mereka sudah sangat tua dan sering sakit-sakitan. Takutnya, jika mereka terkejut bisa berbahaya bagi kesehatan. Tapi ini hanya masalah waktu saja,” ungkapnya.

“Satu lagi masalah yang masih mengganjal, saya belum bisa mengenakan jilbab di tempat kerja. Memang Austria tidak ada masalah dengan Islam yang telah jadi agama negara. Namun masalahnya, masyarakat atau lingkungan di universitas saya bekerja masih tabu dengan itu.”

Profesor Fatimah mengaku, kendati begitu ia tetap berjuang untuk jilbabnya itu. Buktinya, dalam setiap kesempatan ia gunakan untuk bicara dan menjelaskan tentang Islam.

“Alhamdulillah, Allah akhirnya menolong saya menemukan jalan kebenaran yang telah lama saya cari. Karena itu saya berusaha untuk menjadi muslimah yang baik. Di lingkungan kerja, saya mencoba mempraktekkan ajaran Islam yang saya ketahui dengan memberikan contoh-contoh yang bagus,” tukasnya mengakhiri penuturannya kepada Readingislam. Selamat, semoga hidayah Allah kekal bersamamu saudaraku Fatimah! [zulkarnain jalil (Aceh)/www.hidayatullah.com]

Abdul Karim Germanus, Legenda Muslim Hungaria

Abdul Karim Germanus, Legenda Muslim Hungaria

image“Islam satu saat nanti akan memperlihatkan keajaibannya pada saat dunia mulai diliputi oleh kegelapan.” (Abdul Karim Germanus)

Dr. Abdul Karim Germanus (1884-1979) adalah seorang orientalis terkemuka asal Hungaria dan juga seorang akademisi yang telah mendunia. Perjalanan spiritual Abdul Karim Germanus (dulu bernama Julius Germanus) mencari Islam menyita hampir separuh perjalanan hidupnya. Dia menghabiskan sepanjang hidupnya untuk mempertahankan Islam dan bahasa Arab. Selepas melewati masa-masa sulit semasa remaja dan lepas dari belenggu tradisi, dia kemudian tertarik untuk mempelajari Islam.

Germanus menggambarkan kisah keislamannya itu sebagai “bangunnya sebuah kehidupan baru.” Disebutkan, awal perkenalannya dengan Islam adalah di Turki pada saat menjadi mahasiswa di sana.

Kemudian, dia pergi ke India untuk mengajar di sana, pada masa Perang Dunia I. Dan di negeri Bollywood itulah dia mengucapkan dua kalimah syahadah. Selepas bertugas di India Germanus kembali ke Hungaria dan diangkat sebagai profesor di sana. Dia sering beradu argumentasi dengan para profesor dan orientalis Hungaria, terutama tentang kebenaran Islam. Berikut kisah perjalanan hidup salah satu legenda Muslim di Hungaria ini yang diambil dari beberapa sumber.

***

Awal perjalanan
Germanus lahir di Budapes, ibukota Hungaria pada tahun 1884 dan dibesarkan dalam nuansa Kristen taat. Segera setelah lulus dari Universitas Budapes, dia memutuskan untuk mengambil spesialisasi bahasa Turki. Selanjutnya pada tahun 1903 dia pergi ke Istanbul. Dia diterima di Universitas Istanbul dan mengambil program studi bahasa Turki. Selama bertahun-tahun tinggal di sana akhirnya dia menjadi fasih baik dalam hal percakapan, membaca maupun menulis.

Selama di Istanbul, Germanus juga belajar Al-Quran berikut terjemahan dalam bahasa Turki. Itulah perkenalan awalnya dengan Islam. Dengan kemampuannya yang tinggi dalam membaca terjemahan Al-Quran berbahasa Turki, membuatnya mudah memahami Islam langsung dari sumber aslinya. Tak hanya itu, dia juga membandingkan terjemahan dalam beberapa bahasa lainnya. Sebuah upaya yang lazim dilakukan oleh misionaris Kristen untuk mengkaji kelemahan Islam.

Namun Germanus justru tertarik dengan Islam. Termotivasi dengan kebenaran agama Islam, dia memutuskan untuk melakukan penelitian yakni menelusuri apa saja yang telah ditulis oleh orang-orang Kristen tentang Islam dan membandingkannya dengan sumber aslinya yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi. Dia melakukan berbagai upaya. Misalnya dengan membaca terjemahan kitab-kitab hadis dalam rangka mempelajari perkataan-perkataan Nabi Muhammad SAW.

“Bertengkar” dengan profesor
Germanus kembali ke Hungaria dan berjumpa dengan beberapa eks profesornya di Universitas Budapes. Mereka punya reputasi hebat sebagai orientalis. Namun sering menyampaikan pemikiran-pemikiran yang menyimpang tentang Islam. Germanus berdebat dengan para profesor itu. Dia menceritakan karakter sesungguhnya dari sosok Nabi Muhammad SAW. Uraiannya didasarkan pada berbagai hadis yang dia ketahui. Setelah puas “bertengkar” dengan para profesornya, Germanus memutuskan belajar bahasa Arab lebih mendalam lagi. Germanus memang punya bakat besar di bidang bahasa. Buktinya, dalam jangka waktu singkat dia sudah mahir berbahasa Arab. Belum puas, dia juga belajar bahasa Persia.

Tahun 1912, Germanus diangkat sebagai profesor bahasa Arab, Persia dan Turki di Hungarian Royal Academy di Budapes. Dia juga mengasuh mata kuliah Sejarah Islam. Selanjutnya dia memimpin Department of Oriental studies pada Budapest University of Economics.

Bersyahadah di India
imagePada tahun 1928, setelah bekerja beberapa lama di University of Budapest, sastrawan dan penerima Nobel terkemuka asal Bangladesh (dulu masih bernama India -red) Rabindranath Tagore (1861-1941) mengundang Germanus untuk mengajar sekaligus memimpin program Islamic Studies di Visva-Bharati University. Germanus bermukim di India selama beberapa tahun dan disana pula dia menemukan cahaya Islam. Prosesi syahadahnya berlangsung di Mesjid Agung Delhi dan dia berganti nama menjadi Abdul Karim. Universitas tempat dia bekerja tak mendiskriminasikannya gara-gara masuk Islam. Bahkan dia mendapat kelonggaran, misalnya untuk menunaikan shalat Jumat ke mesjid.

Keinginan Germanus yang kuat untuk mendalami Islam dan menyelami sifat-sifat khas Muslim telah mempertemukannya dengan salah satu pujangga Islam tersohor asal Pakistan yakni Muhammad Iqbal. Rasa ingin tahu Germanus yang begitu tinggi hingga dia sering terlibat pembicaraan hingga berjam-jam lamanya. Tak hanya itu, mereka juga sering berdiskusi tentang aktifitas para orientalis dan misionaris Kristen.

Germanus dan Iqbal punya pandangan berbeda tentang aktifitas misionaris Kristen. Menurut Germanus, propaganda yang disebarkan oleh para misionaris Kristen di Eropa sebagai sebuah masalah pelik yang mengkhawatirkan. Sementara Iqbal justru melihat masalah sesungguhnya ada pada orang Islam sendiri. Iqbal menyebut kesatuan Muslim yang lemah yang membuat Islam mudah diombang-ambing.

Belajar bahasa Arab klasik
Kecintaan Germanus pada bahasa Arab telah membawanya ke Kairo, tempat dimana dia kemudian belajar bahasa Arab klasik. Satu ketika, pada saat pertama kali menjejakkan kakinya di pelabuhan Alexandria, dia mengaku sangat terkejut dengan respon yang diberikan oleh penduduk setempat. Mereka pada tertawa mendengar bahasa Arab Germanus. Bukan apa-apa, karena dia berbicara dengan menggunakan bahasa Arab klasik atau kuno!

Mereka, warga Alexandria, berbincang dengan memakai dialek setempat hingga Germanus tak mampu mencerna apa yang mereka ucapkan. Kontan dia merasa marah dan berteriak lantang, “Saya kemari untuk belajar bahasa Al-Quran dari Anda! Kenapa kalian justru menertawakan dan mengejek saya?”

Selama di Mesir, Germanus menjalin hubungan erat dengan penulis terkenal negeri kuda nil itu yakni Mahmoud Timour. Mahmoud bahkan menulis tentang perjalanan Germanus mencari Islam dalam bukunya Behind the Veil (Dibalik Hijab) yang berisi kumpulan kisah-kisah pendek. Dia menyebut Germanus seorang teman yang baik, yang memiliki kecakapan bahasa Arab demikian mengagumkan. Menurut Mahmoud, Germanus memainkan peranan yang penting dalam menjaga dan melestarikan bahasa Arab klasik.

Begitulah, akhirnya Germanus benar-benar mencapai tingkat kemahiran yang tinggi dalam tata bahasa Arab (baca: Al-Quran). Dia selanjutnya kembali ke kampung halaman dan menjadi profesor di Universitas Budapes bidang sejarah dan kebudayaan selama hampir 40 tahun lamanya. Dia banyak mempublikasikan hasil-hasil pemikirannya, terutama tentang kebangkitan bahasa Arab klasik di dunia Arab. Obsesinya adalah membangkitkan kembali kejayaan bahasa Arab klasik yang mati suri selama sekian lama. Impiannya, satu saat nanti semua negara-negara Arab bisa bercakap dengan format bahasa Arab yang seragam hingga akan mengikat kesatuan di antara mereka serta tumbuh kecintaan akan warisan budaya dan sejarah Arab yang begitu tinggi.

Menentang sikap orientalis
Sepanjang perjalanan karir akademisnya, Germanus berperang melawan orientalis di Eropa. Dalam berbagai penjelasan, dia selalu menyampaikan argumentasinya berdasarkan data dan fakta serta rasional. Begitupun dia selalu mendapat tentangan, bahkan menjurus permusuhan. Akibatnya sering berselisih pendapat dengan para orientalis lain. Bahkan dia dipecat oleh pihak universitas dengan alasan kelakuan yang tidak pantas. Sebaliknya dengan para mahasiswa bimbingannya, meskipun Germanus dicap berseberangan pemikiran dengan para orientalis, mereka tetap mendukung ide-ide yang dibawanya. Mereka menghargai pekerjaannya dan melihat buah karyanya punya pengaruh yang besar secara akademis, di Barat dan dunia Islam. Karena dukungan para mahasiswa itu pula dia masih masih bisa tetap menjadi staf pengajar di universitas.

Naik Haji
Di Hungaria, Germanus berusaha keras memberikan pencerahan kepada Muslim di negerinya, yang kala itu berjumlah antara 1000 hingga 2000 jiwa. Dia mendirikan sebuah organisasi guna menjembatani hubungan antara Islam dengan pemerintah. Misinya kala itu adalah membawa Islam agar diterima sebagai salah satu agama resmi di Hungaria.

Tahun 1935 Germanus menunaikan rukum Islam kelima dan menjadi satu dari sedikit Muslim Eropa yang berangkat ke Mekkah pada masa itu. Tahun 1939 dia menunaikan ibadah haji untuk kali kedua. Bahkan kisah perjalanan rohaninya ke Mekkah dirangkumnya dalam sebuah buku berbahasa Hungaria yang cukup terkenal berjudul Allahu Akbar! Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

Germanus menikah dengan seorang perempuan Eropa yang dulunya beragama Kristen. Setelah beberapa lama, sang istri akhirnya memeluk Islam dengan disaksikan oleh Syekh Ahmed Abdul Ghafur Attar, seorang penulis dan akademisi Islam terkenal.

Publikasi Islam di Eropa
Germanus aktif berdakwah melalui tulisan. Dia menulis tentang Islam di pelbagai media di Eropa. Dalam sebuah artikelnya dia pernah menulis bahwa Islam satu saat nanti akan memperlihatkan keajaibannya pada saat dunia mulai diliputi oleh kegelapan.

Germanus bisa disebut sebagai jenius bahasa. Buktinya dia menulis banyak buku, diantaranya The Greek, Arabic Literature in Hungarian, Lights of the East, Uncovering the Arabian Peninsula, Between Intellectuals, The History of Arabic Literature, The History of the Arabs, Modern Movements in Islam, Studies in the Grammatical Structure of the Arabic Language, Journeys of Arabs, Pre-Islamic Poetry, Great Arabic Literature, Guidance From the Light of the Crescent (a personal memoir), An Adventure in the Desert, Arab Nationalism, Allahu Akbar, Mahmoud Timour and Modern Arabic Literature, The Great Arab Poets, dan The Rise of Arab Culture.

Germanus yang meninggal pada 7 Nopember 1979 mengabdikan dirinya untuk Islam sepanjang lebih kurang 50 tahun. Begitulah, kisah sang legenda yang tak lekang oleh zaman. Dia dikenang hingga kini sebagai salah satu legenda Muslim di Hungaria. [Zulkarnain Jalil/www.hidayatullah.com]

Kecenderungan Baru Mualaf di Inggris

Kecenderungan Baru Mualaf di Inggris


Caroline Bate

Caroline Bate adalah tipikal perempuan Inggris yang terpelajar. Ia pernah mempelajari bahasa Rusia dan Jerman sebelum akhirnya memilih jurusan manajemen dan mendapatkan gelar kesarjanaan di bidang itu dari Universitas Cambridge.Lalu apa yang membuat Caroline istimewa? Yang membuatnya istimewa adalah minatnya terhadap agama Islam. Caroline mempelajari Islam dan merasa dirinya sebagai Muslim meski secara resmi ia belum mengucapkan dua kalimat syahadat.

Caroline mewakili kalangan muda, kulit putih dan terpelajar di Inggris yang cenderung memiliki minat untuk mempelajari agama Islam. Sejumlah masjid di London mengakui adanya kecenderungan yang makin meningkat itu, bahkan bukan hanya berminat mempelajari Islam tapi juga menyatakan diri masuk Islam, terutama sejak peristiwa serangan 11 September 2001 di AS. Seperti Caroline, warga Inggris yang masuk Islam kebanyakan berasal dari kalangan kelas menengah yang sudah mapan, punya karir yang bagus dan memiliki latar belakang kehidupan pribadi dan sosial yang bahagia.

Dalam artikel “Wajah Baru Islam” yang dimuat di situs Islam For Today, penulisnya, Nick Compton menyebutkan bahwa trend semacam itu bukan hal yang baru di Inggris. Ia menyebutkan sejumlah warga asli Inggris ber “darah biru” yang memutuskan untuk menjadi seorang muslim, misalnya Jonathan Birt, putera dari Lord Birt yang masuk Islam pada tahun 1997 dan Joe Ahmed Dobson, putera mantan Menteri Kesehatan Inggris.

Seperti di negara Barat lainnya, isu Islam radikal juga mengemuka di Inggris pasca peristiwa 11 September. Di Inggris, tokoh muslim Abu Hamza Al-Masri ditudingsebagai tokoh radikal yang telah mencekoki anak-anak muda Muslim dengan pemikiran ekstrim. Tapi di sisi lain, justeru makin banyak kalangan kulit putih dari kelas menengah di Inggris yang masuk Islam. Kebanyakan dari mereka mengetahui Islam dari teman-temannya, dari buku bacaan dan dari para juru dakwah di Inggris yang meyakinkan mereka bahwa Islam bukanlah agama misionaris seperti agama Kristen.

Caroline memiliki pengalaman unik bagaimana pertama kali mengenal Islam dan meyakininya sebagai agama yang sempurna dan paling masuk akal. Semuanya berawal ketika teman sekolahnya menikah dengan seorang muslim asal Tunisia. “Tadinya saya cuma ingin mempelajari sisi budayanya dan bukan agamanya. Tapi dari literatur yang saya baca mendorong saya untuk juga membaca tentang ajaran Islam, yang menurut saya sangat masuk akal dan sempurna,” kata Caroline.


Aisya (d/h Eleanor Martin)

Lain lagi pengalaman Roger (bukan nama sebenarnya) yang berprofesi sebaga dokter. Ia mengatakan, sekitar satu setengah tahun yang lalu ia sering membicarakan tentang Islam dengan rekan-rekan kerjanya yang Muslim. “Semua yang saya dengar tentang Islam dari media massa adalah Hizbullah, kelompok gerilya dan sejenisnya. Lalu saya mulai mengajukan beberapa pertanyaan tentang Islam pada kolega saya yang Muslim dan saya sangat prihatin dengan ketidaktahuan saya selama ini,” aku Roger yang kemudian memutuskan masuk Islam.

Bagi para mualaf itu, memeluk Islam ibarat melakukan ‘operasi penyamaran’. Mereka harus membaca, bicara, mendengarkan dan belajar tentang Islam secara diam-diam. Yang paling berat adalah ketika mereka harus mengakui keislaman mereka pada teman-teman dan keluarga. Banyak diantara mualaf baru itu yang menghadapi rasa takut, skeptis bahkan respon berupa sikap kebencian.

Eleanor Martin, seorang artis di era tahun 1990-an yang kemudian dipanggil Aisya adalah salah seorang mualaf di Inggris yang mengalami masa-masa berat itu. Ia mengenal Islam dari Mo Sesay, seorang muslim, dalam satu acara yang sama-sama dibintangi oleh Eleanor.

“Yang ada di pikiran saya tentang Islam adalah orang Islam suka membunuh dan lelaki muslim suka memukul perempuan. Tapi pikiran itu berubah setelah saya melihat perilaku Mo Sesay. Kami berdiskusi dan Sesay membuka mata saya tentang Islam yang sebenarnya,” ungkap Eleanor yang masuk Islam pada tahun 1996.

Awalnya, Eleanor menyembunyikan keislamannya karena takut menghadapi reaksi keras dari teman-teman dan keluarganya. “Saya sangat khawatir dengan reaksi ayah. Ia seorang Kristiani yang taat dan memilih berhenti dari pekerjaannya untuk menjadi pendeta,” ujar Eleanor.

Ia lalu bertemu dengan seorang aktor Amerika keturunan muslim Afrika bernama Luqman Ali. Keduanya menikah dan Eleanor punya alasan untuk memberitahukan keislamannya pada keduaorangtuanya. “Saya pulang ke rumah dan berkata, ‘saya ingin mengabarkan bahwa saya sudah menikah dan saya sekarang seorang muslim’. Ibu saya menyambut gembira tapi ayah saya langsung berkomentar ‘saya pikir saya ingin minum-minum sekarang’,” tutur Eleanor menceritakan pengalamannya masuk Islam.

Namun sebagian mualaf mengakui bahwa tinggal di negara yang multi etnis lebih mudah bagii seorang mualaf. Stefania Marchetti kelahiran Milan, Italia yang hijrah ke London untuk kuliah mengakui, kemungkinan akan sulit baginya untuk masuk Islam di Italia. “Media massa Italia sangat anti-Islam dan masyarakat Italia pada umumnya beranggapan bahwa semua lelaki muslim adalah teroris dan semua perempuan muslim adalah budak,” ungkap Marchetti yang awalnya beragama Katolik dan masuk Islam pada tahun 2001.

Masjid-masjid di Inggris memberikan bimbingan bagi para mualaf baru dalam menjalani kehidupan baru mereka sebagai muslim. Berdasarkan sensus tahun 2001, jumlah Muslim di Inggris mencapai 1,6 juta jiwa. Sejak sensus itu terjadi kenaikan jumlah muslim di Inggris sebanyak 400.000 orang. Dan menurut Mendagri Inggris, Jacqui Smith pada tahun 2008 tercatat 10 ribu jutawan Muslim di Inggris dan secara umum komunitas Muslim Inggris telah memberikan kontribusi sebesar 3,1 miliar pounsterling per tahun bagi perekonomian Inggris. (ln/IFT/MualafOnline/eramuslim)